Kamis, 04 Februari 2010

Taufik Hidayat Kecewa Dengan Tim Thomas ..

TEMPO Interaktif, Jakarta -Taufik Hidayat kembali mendatangi markas pusat pelatihan nasional bulu tangkis di Cipayung untuk berlatih menghadapi kualifikasi Piala Thomas di Nakon Ratchasima, Thailand, yang tinggal dua minggu lagi. Lebih dari setahun sejak mundur dari Pelatnas Cipayung 30 Januari 2009 lalu, Taufik tidak pernah lagi terlihat berlatih bersama.

"Saya sengaja datang memenuhi undangan untuk latihan bersama persiapan kualifikasi Thomas, hari ini," kata Taufik, Rabu (3/2).

Rabu pagi itu, Taufik datang membawa peralatan latihannya: raket, beberapa kaos, dan juga kok. Taufik datang memenuhi undangan latihan dua kali seminggu, yaitu Rabu dan Jumat. Dengan langkah tegap, Taufik masuk ke arena latihan. Matanya berputar memandangi setiap sudut lapangan yang dulu bertahun-tahun berjadi tempat latihannya. Tidak ada Markis Kido dan pasangannya, Hendra Setiawan, di lapangan itu. Alvent Yualinto Chandra juga tidak ada di arena itu karena masih berada di Jepang. "Kok tim Thomas non pelatnas cuma aku saja," Taufik pun bertanya-tanya.

Pebulu tangkis yang tidak pernah absen membela tim merah putih ini, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. "Hanya tinggal dua minggu, tim belum kompak. Bagaimana nanti waktu bertanding," pertanyaan itu terus melayang-layang di benaknya. Apa yang dialaminya berbeda dengan persiapan tim Thomas sebelumnya. Dulu, Taufik mengatakan sebelum bertanding di Piala Thomas dan Uber, ada acara bersama-sama seperti makan di luar rame-rame untuk meningkatkan kekompakkan sesama tim. Namun, sekarang?

Taufik yang memilih jalan sebagai pebulu tangkis profesional pasti telah memiliki jadwal manajemen yang tersusun rapi setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Peraih emas olimpiade Atlanta 2004 ini sekarang bukan lagi bekerja untuk Indonesia seperti saat masih terikat kontrak dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Taufik kini terikat dengan banyak sponsor. Namun, pengurus PBSI lupa menyesuaikan jadwal Taufik dengan program turnamen Piala Thomas. "Saya tidak tahu jadwal nanti gimana kalau berbenturan," kata dia.

Sambil bermain melawan ganda putra, mata Taufik terus mengembara mencari salah satu pengurus PBSI yang kemungkinan masuk ke arena latihan. Muncullah Christian Hadinata, kepala pelatih pelatnas Cipayung. Taufik berharap koh Chris, panggilan akrab Christian, mengajaknya berbicara tentang program latihan. Tetapi, harapan itu pun terbang. Koh Chris pun berlalu setelah menegurnya dengan beberapa kata.

Apa yang dialami Taufik pagi itu membuatnya kecewa. "Lebih baik saya sendiri saja latihannya," kata Taufik yang mempunyai target menjadi juara All England 2010. Apabila semua program sudah jelas, Taufik melanjutkan, barulah dia akan kembali merapat ke Cipayung. Walapun kondisi persiapan yang menurut Taufik masih sangat kurang, atlet yang kini mendekati 29 tahun optimistis Indonesia masih bisa lolos babak kualifikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar