Senin, 08 Februari 2010

Inilah Masalah Perbulutangkisan Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Perkembangan prestasi bulu tangkis Indonesia beberapa tahun belakangan ini kurang menggembirakan. Sekjen Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau PBSI Jacob Rusdianto mengatakan, masalah utama perbulutangkisan Indonesia terletak pada kurangnya fasilitas pengembangan.

Hal itu disampaikan Jacob seusai jumpa pers Simposium Mengendalikan Kejayaan Bulu Tangkis Indonesia di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Senin (8/2/2010).

"Kita banyak yang enggak punya, seperti fasilitas. Kalau Malaysia, butuh pelatih, langsung mereka dikasih," katanya.

Bulu tangkis Indonesia, lanjut Jacob, pantas menjadi idaman. Namun, untuk mempertahankan keberhasilan yang pernah diraih, dibutuhkan modal dan dukungan lebih.

Sementara itu, Kepala Bidang Litbang PBSI Lilik Sudarwati menjelaskan beberapa indikator kesalahan pembinaan atlet bulu tangkis selama ini.

Menurut Lilik, beberapa indikator yang harus diperhatikan yakni pendanaan yang terbatas, keterlibatan pemerintah yang sangat kurang, regenerasi atlet yang lamban, peran ilmu pengetahuan yang sangat lemah dalam pembinaan, dan kualitas pelatih yang kurang baik. Selain itu, demikian juga dengan adanya anggapan masyarakat bahwa bulu tangkis belum menjanjikan untuk masa depan.

Meskipun demikian, Lilik berpendapat bahwa masih banyak bibit muda yang potensial di daerah-daerah untuk dikembangkan.

Simposium Mengendalikan Kejayaan Bulu Tangkis Indonesia akan digelar Universitas Tarumanegara (Untar) pada Kamis 11 Februari 2010 sebagai bentuk kepedulian Untar terhadap perkembangan olahraga di tingkat dunia, khususnya bulu tangkis.
Kita banyak yang enggak punya, seperti fasilitas. Kalau Malaysia, butuh pelatih, langsung mereka dikasih.
-- Jacob Rusdianto, Sekjen PBSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar