Kamis, 25 Februari 2010

Momentum Melawan Thailand

Kemenangan tim Uber Indonesia atas Singapura dan Sri Lanka menjadi modal yang bagus untuk membuka peluang lolos dari babak kualifikasi Grup X. Namun, momentum sesungguhnya akan terjadi Kamis malam ini, saat tim Merah Putih menghadapi tuan rumah Thailand.

Jika menang, tiket ke babak semifinal sudah berada dalam genggaman. Peluang untuk lolos ke putaran final Piala Uber di Malaysia pada Mei mendatang pun semakin terbuka. Namun, jika kalah, peluang untuk lolos semakin berat karena di laga berikutnya Indonesia harus menghadapi Korea Selatan.

Dari segi kekuatan, Korsel merupakan tim yang paling diunggulkan untuk menjuarai grup ini. Oleh karena itu, peluang terbesar Indonesia adalah mengalahkan Thailand.

Harapan Indonesia untuk menekuk Thailand cukup terbuka. Seperti diberitakan sebelumnya, konflik antara Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) dan sejumlah pemainnya terkait masalah sponsor berakhir pahit. BAT meminta pemainnya untuk mengenakan atribut Yonex, perusahaan olahraga yang memiliki kontrak kerja sama dengan BAT, pada ajang ini. Namun, tidak semua pemain mau mengikuti keinginan BAT karena sudah terikat kontrak dengan sponsor lain, seperti Kumpoo dan Gosen.

Karena tidak mencapai titik temu dalam penyelesaian masalah ini, tim Uber Thailand akhirnya harus kehilangan enam pemain utamanya. Masalah yang sama juga terjadi di tim Thomas mereka.

Adapun keenam pemain utama putri Thailand yang absen adalah Salakjit Ponsana, Porntip Buranapresertsuk, Sapsiree Taerattanachai, Kunchala Voravichitchaikul, Duanganong Aroonkesorn, dan Saralee Thoungthongkam. Dengan absennya keenam pemain tersebut, otomatis kekuatan Thailand menjadi berkurang. Sebagian pemain mereka diisi pemain lapis kedua.

Meski demikian, tim Uber Indonesia tidak boleh lengah. Thailand masih memiliki pemain yang cukup berbahaya di tunggal, yakni Ratchanok Intanont. Karena Salakjit, Porntip, dan Sapsiree absen, Ratchanok yang sebelumnya menempati posisi pemain tunggal keempat (cadangan) akan naik menjadi tunggal pertama.

Dengan demikian, Ratchanok akan menghadapi tunggal pertama Indonesia, Adriyanti Firdasari. Walau dari peringkat dunia masih di atas Ratchanok, Adriyanti Firdasari pernah takluk di tangan Ratchanok pada SEA Games di Laos, Desember lalu.

Begitu pula di sektor ganda. Pasangan ganda pertama Indonesia Greysia Polii/Nitya Krishinda juga kalah di tangan ganda kedua Thailand, Savitree Amitrapai/Vacharaporn Munkit, di SEA Games Laos. Pasangan Thailand ini akan kembali menghadapi Greysia/Nitya karena akan menjadi ganda pertama, menggantikan posisi pasangan Kunchala Voravichitchaikul/Duanganong Aroonkesorn yang absen.

”Dari materi pemain, kekuatan Thailand memang berkurang dengan absennya enam pemain utama mereka. Ini menjadi keuntungan yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin,” kata Wakil Ketua Umum PB PBSI I Gusti Made Oka.

Pelatih ganda putri, Aryono Miranat, sudah menyimpan dua pemain intinya Liliyana Natsir dan Greysia Polii saat menghadapi Sri Lanka kemarin malam. Harapannya, kedua pemain itu akan tampil lebih segar dengan tenaga yang lebih kuat saat menghadapi Thailand.

”Peluang menang di sektor ganda cukup terbuka. Greysia/Nitya memang pernah kalah di SEA Games Laos. Namun, ketika itu kondisi Nitya tidak 100 persen karena pergelangan tangannya cedera.,” kata Aryono.

Untuk tunggal putri, komposisi pemain sudah ditetapkan, yakni Adriyanti Firdasari, Maria Febe Kusumastuti, dan Maria Kristin. Pelatih tunggal putri, Marleve Mainaky, cukup optimistis pemainnya bisa menyumbang angka untuk tim. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar