Rabu, 31 Maret 2010

Belum Semua Pemain Bergabung

Jakarta, Kompas (Kamis, 1 April 2010 )- Meski sudah ada surat undangan latihan bersama di Cipayung, belum semua pemain bergabung. Hanya pemain-pemain tunggal putri dan ganda putri yang hadir lengkap pada latihan Rabu (31/3).

Di sektor tunggal putra, hanya Taufik Hidayat yang terlihat. Namun, Taufik pun datang ke Cipayung bukan untuk berlatih, tetapi hanya menyerahkan jadwal latihan pribadinya ke Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).

”Saya sudah tahu ada jadwal latihan bersama. Tetapi, sekarang ini saya hanya menyerahkan jadwal latihan dan kegiatan pribadi saya ke PBSI,” kata Taufik.

Dari jadwal yang disodorkan Taufik, ada jadwal yang bersamaan waktunya dengan laga simulasi tim Piala Thomas dan Uber 2010, 25 April di Solo, Jawa Tengah.

Taufik dijadwalkan hadir di turnamen untuk anak-anak pada Piala Taufik Hidayat di Medan. Dengan dua agenda yang bersamaan, Taufik belum memutuskan agenda mana yang akan dipilih.

Di sektor ganda putra, empat pemain nonpelatnas—Markis Kido, Hendra Setiawan, Alvent Yulianto, dan Hendra Aprida Gunawan—sudah hadir. Selain itu, ada juga empat pemain pelatnas, yaitu Yonathan Dasuki, Rian Sukmawan, Mohammad Ahsan, dan Bona Septano. Hanya Nova Widiyanto yang belum hadir.

Pelatih ganda putra Sigit Pamungkas di sela-sela latihan mengatakan, untuk sesi latihan, dia akan memfokuskan kepada peningkatan power dan strategi bertahan. ”Ini mengacu pada hasil All England dan Swiss Open beberapa waktu lalu,” kata Sigit.

Di sektor ganda putri, semua pemain menjalani latihan bersama. Pelatih ganda putri Aryono Miranat mengatakan, fokus latihan lebih kepada membaca permainan lawan dan masalah konsentrasi.

Untuk formasi pemain, Aryono menyebutkan, hanya ganda pertama yang tak berubah, yakni Greysia Polii/Meiliana Jauhari. Sementara itu, formasi ganda kedua bisa bergantian antara Nitya Krishinda, Shendy Puspa, Liliyana Natsir, dan Anneke Feinya.

Selain nama-nama itu, Aryono sebenarnya juga merekomendasikan pemain nonpelatnas, Vita Marissa. Namun, sampai kemarin Vita belum diundang PBSI.

Sekretaris Jenderal PB PBSI Yacob Rusdianto juga membenarkan bahwa Vita belum diundang untuk bergabung di pelatnas. ”Sebenarnya kami hanya menunggu kesiapan dari Vita. Pada babak kualifikasi pun sebenarnya kami menginginkan dia. Namun, ketika itu Vita belum siap bergabung,” kata Aryono.

Nama-nama anggota tim Thomas-Uber akan ditentukan pada 23 April mendatang. (HLN/OTW)

Hendra AG dan Nova Ikut Seleksi ; Pemain Diharapkan Latihan di Cipayung

Jakarta, Kompas (Rabu, 31 Maret 2010) - PBSI tetap memanggil pemain nonpelatnas untuk memperkuat tim Thomas pada putaran final di Kuala Lumpur, Malaysia, 9-14 Mei mendatang. Sejumlah pemain diundang seleksi, seperti Taufik Hidayat, Markis Kido, Hendra Setiawan, dan Hendra AG

”Surat undangan seleksi sudah kami kirim ke pemain bersangkutan. Kami harapkan mereka sudah ikut latihan bersama dan seleksi di Cipayung mulai hari Rabu ini,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Yacob Rusdianto di Jakarta, Selasa (30/3).

Dari semua pemain yang diundang, sebagian besar merupakan pemain yang memperkuat tim Thomas pada babak penyisihan Zona Asia di Thailand pada akhir Februari lalu. Untuk tim Uber, bahkan hampir tidak mengalami perubahan.

”Untuk tim Thomas ada dua pemain baru yang kami libatkan, yakni Nova Widianto dan Hendra AG. Mereka juga berpeluang masuk tim dan tentu saja akan semakin membuat sektor ganda kita lebih variatif,” kata Yacob.

Pada babak penyisihan Zona Asia, sektor ganda diisi Markis Kido, Alvent Yulianto, Rian Sukmawan, Yonathan Dasuki, dan Mohammad Ahsan.

Selain mereka, ada Hendra Setiawan. Namun, Hendra batal berangkat karena sakit demam berdarah. Menurut Yacob, Hendra Setiawan juga diundang dan ikut seleksi.

Dipanggilnya Nova dan Hendra AG sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Meski biasa bermain di nomor ganda campuran bersama Liliyana Natsir, Nova sudah menunjukkan kemampuannya bermain di ganda putra pada SEA Games XXV di Laos akhir Desember lalu.

Nova, yang ketika itu dipasang bersama Ahsan, tampil meyakinkan dengan mengalahkan pasangan Malaysia di partai final beregu. Adapun Hendra AG merupakan mantan pemain pelatnas Cipayung. Setelah keluar dari pelatnas, Hendra AG selalu berpasangan dengan Alvent.

Taufik diundang

Untuk sektor tunggal, PBSI mengundang pemain nonpelatnas Taufik Hidayat. Adapun di pemain pelatnas terdapat nama-nama, seperti Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Tommy Sugiarto, dan Dionysius Hayom Rumbaka.

Seleksi pemain akan dilakukan mulai Rabu ini sampai beberapa hari sebelum batas akhir penyerahan nama-nama anggota tim pada 23 April 2010.

Dari jumlah pemain itu, hanya 10 pemain yang didaftarkan untuk anggota tim Thomas, yang terdiri dari 4 pemain tunggal dan 6 pemain ganda.

Demikian juga tim Uber. Formasi tim Uber tidak akan terlalu banyak berubah. Sektor tunggal akan diisi Adriyanti Firdasari, Maria Febe Kusumastuti, Maria Kristin, dan Aprilia Yuswandari.

Sementara itu, di sektor ganda ada sedikit perubahan formasi. Greysia Polii—yang biasa dipasangkan dengan Nitya Krishinda—akan dimainkan bersama Meiliana Jauhari. Adapun Nitya akan dipasangkan dengan Shendy Puspa. Selain mereka, terdapat dua nama, yakni Liliyana Natsir dan Anneke Feinya Agustine.

”Untuk ganda pertama, Greysia/Meiliana sudah tidak akan diubah lagi. Sementara ganda kedua bisa diganti-ganti dengan memasukkan Liliyana atau Feinya,” ujar Yacob.

Wakil Ketua Umum PB PBSI I Gusti Made Oka cukup optimistis dengan peluang tim Thomas dan Uber Indonesia untuk lolos dari penyisihan grup.

Di Piala Thomas, Indonesia akan berada di Grup D bersama India dan Australia. Adapun tim Uber Indonesia berada di Grup B bersama Denmark dan Australia.

infooo,,,

Hayom Harus Gantikan Tommy Sugiarto!
Rabu, 31 Maret 2010 | 14:54 WIB


SEMARANG, Kompas.com - Pahlawan Piala Thomas 1984, Hastomo Arbi mengatakan Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro harus tetap masuk tim inti yang akan diterjunkan pada putaran final perebutan Piala Thomas di Kualalumpur, Malaysia, Mei 2010.

"Saya melihat mereka masih menjadi ujung tombak tim bulu tangkis putra Indonesia, apalagi keduanya masuk peringkat 10 besar dunia versi BWF (Taufik peringkat ketiga dan Sony ke-10)," kata Hastomo Arbi ketika dihubungi dari Semarang, Rabu.

Selain keduanya, menurut Hastomo, untuk tunggal ketiga masih layak ditempati Simon Santoso, yang saat ini menempati peringkat 11 BWF.

Yang perlu diubah, kata Hastomo Arbi yang kini menjadi Asisten Manajer PB Djarum Kudus, adalah tunggal keempat, yaitu antara Tommy Sugiarto dengan Dionysius Hayom Rumbaka.

Saat ini Hayom menempati peringkat 25 sedangkan putra juara dunia bulu tangkis 1983, Icuk Sugiarto, kini menempati peringkat ke-94.

Kemudian untuk ganda putra, kata dia, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan masih yang terbaik di Indonesia saat ini kemudian disusul pasangan Ryan Sukmawan/Jonathan Suryatama. "Kalau Markis/Hendra meskipun sudah tidak di pelatnas tetap harus masuk tim inti, sedangkan Ryan/Jonathan masih layak tetapi harus tetap mencari alternatif pebulu tangkis lain untuk mengatur strategi jika menghadapi lawan tertentu," katanya.

Pelatih, kata dia, biasanya mengatur strategi, saat menghadapi China, misalnya harus dimainkan pasangan ini, lawan Malaysia, misalnya, dengan pasangan ini, dan lain sebagainya.

Tim Bulu tangkis putra Indonesia berhasil melangkah ke babak utama perebutan piala lambang supremasi bulu tangkis beregu putra dunia di Malaysia, setelah berhasil keluar sebagai juara pada babak kualifikasi Zona Asia di Thailand beberapa waktu lalu.

Tim-tim yang sudah memastikan berlaga pada putaran final Piala Thomas adalah China (juara bertahan), Malaysia (tuan rumah), Australia (Oceania), Nigeria (Afrika), Denmark, Polandia, dan Jerman (Eropa), Indonesia, Korea, dan India (Asia).

Seperti diketahui, PB PBSI masih belum menentukan secara pasti pebulu tangkis yang akan diberangkatkan pada putaran final perebutan Piala Thomas-Uber. "Semuanya masih punya peluang untuk turun di Thomas-Uber. Pastinya, siapa pun yang paling siap menurut pelatih," kata Sekjen PB PBSI, Yacob Rusdianto.

sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2010/03/31/14544924/Hayom.Harus.Gantikan.Tommy.Sugiarto.


Ganda Putra Piala Thomas Latihan Bersama
Rabu, 31 Maret 2010 | 16:51 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Delapan pemain ganda putra yang disiapkan untuk tim Piala Thomas mulai latihan bersama di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (31/3/2010).

Pelatih ganda putra pelatnas, Sigit Pamungkas, di sela-sela latihan menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan sembilan pemain, salah satunya pemain ganda campuran Nova Widianto, untuk menghadapi putaran final Piala Thomas di Kuala Lumpur, Malaysia, 9-16 Mei. "Nova saya pilih karena sudah membuktikan diri di SEA Games tahun lalu," kata Sigit.

Pada final beregu putra di SEA Games Laos, Nova yang berpasangan dengan Mohammad Ahsan menjadi penentu kemenangan tim Indonesia 3-1 atas Malaysia.

Selain Nova, delapan pemain lainnya adalah Markis Kido, Hendra Setiawan, Rian Sukmawan, Yonatan Suryatama, Mohammad Ahsan, Bona Septano, Alvent Yulianto, dan Hendra Aprida Gunawan.

Latihan bersama antara pemain pelatnas dan dari luar pelatnas yang baru dimulai itu menurutnya akan dilanjutkan setiap Selasa, Kamis, dan Jumat. "Selain hari-hari itu, mereka (yang berasal dari luar pelatnas) akan berlatih sendiri," katanya.

Untuk memudahkan latihan, para pemain yang berasal dari luar pelatnas bahkan mendapat kamar di asrama Cipayung untuk beristirahat.

Sigit menjelaskan, semua pemain itu mempunyai peluang yang sama untuk memperkuat tim. Namun, mereka harus berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. "Saya sengaja mengambil sembilan pemain supaya mereka berkompetisi untuk masuk tim," katanya.

Ia mengatakan, enam pemain yang akan memperkuat tim akan ditentukan setelah simulasi yang dijadwalkan pada 25 April di Solo.

"Yang paling penting adalah menentukan ganda kedua," tambah Sigit. Menurut dia, posisi ganda kedua sangat menentukan, terutama saat tim ketinggalan angka oleh lawan, sehingga posisi tersebut harus ditempati pemain yang berpengalaman dengan mental yang kuat.

Menurutnya, perlu juga mencari pasangan yang peluangnya besar dalam menyumbang poin bagi tim, mengingat kekuatan ganda pertama di antara tim-tim kuat cukup merata. "Tim yang kuat tidak jauh-jauh dari China, Malaysia, Korea, Denmark, dan Indonesia. Ganda pertama tim-tim tersebut rata-rata seimbang," katanya.

sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2010/03/31/16513115/Ganda.Putra.Piala.Thomas.Latihan.Bersama.

Hayom Harus Gantikan Tommy Sugiarto!

SEMARANG, Kompas.com - Pahlawan Piala Thomas 1984,  Hastomo Arbi mengatakan Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro harus tetap masuk tim inti yang akan diterjunkan pada putaran final perebutan Piala Thomas di Kualalumpur, Malaysia, Mei 2010.
   
"Saya melihat mereka masih menjadi ujung tombak tim bulu tangkis putra Indonesia, apalagi keduanya masuk peringkat 10 besar dunia versi BWF (Taufik peringkat ketiga dan Sony ke-10)," kata Hastomo Arbi ketika dihubungi dari Semarang, Rabu.
   
Selain keduanya, menurut Hastomo, untuk tunggal ketiga masih layak ditempati Simon Santoso, yang saat ini menempati peringkat 11 BWF.
   
Yang perlu diubah, kata Hastomo Arbi yang kini menjadi Asisten Manajer PB Djarum Kudus, adalah tunggal keempat, yaitu antara Tommy Sugiarto dengan Dionysius Hayom Rumbaka.
   
Saat ini Hayom menempati peringkat 25 sedangkan putra juara dunia bulu tangkis 1983, Icuk Sugiarto, kini menempati peringkat ke-94.
    
Kemudian untuk ganda putra, kata dia, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan masih yang terbaik di Indonesia saat ini kemudian disusul pasangan Ryan Sukmawan/Jonathan Suryatama.   "Kalau Markis/Hendra meskipun sudah tidak di pelatnas tetap harus masuk tim inti, sedangkan Ryan/Jonathan masih layak tetapi harus tetap mencari alternatif pebulu tangkis lain untuk mengatur strategi jika menghadapi lawan tertentu," katanya.
Pelatih, kata dia, biasanya mengatur strategi, saat menghadapi China, misalnya harus dimainkan pasangan ini, lawan Malaysia, misalnya, dengan pasangan ini, dan lain sebagainya.
   
Tim Bulu tangkis putra Indonesia berhasil melangkah ke babak utama perebutan piala lambang supremasi bulu tangkis beregu putra dunia di Malaysia, setelah berhasil keluar sebagai juara pada babak kualifikasi Zona Asia di Thailand beberapa waktu lalu.
   
Tim-tim yang sudah memastikan berlaga pada putaran final Piala Thomas adalah China (juara bertahan), Malaysia (tuan rumah), Australia (Oceania), Nigeria (Afrika), Denmark, Polandia, dan Jerman (Eropa), Indonesia, Korea, dan India (Asia).
   
Seperti diketahui, PB PBSI masih belum menentukan secara pasti pebulu tangkis yang akan diberangkatkan pada putaran final perebutan Piala Thomas-Uber.  "Semuanya masih punya peluang untuk turun di Thomas-Uber. Pastinya, siapa pun yang paling siap menurut pelatih," kata Sekjen PB PBSI, Yacob Rusdianto.

Jumat, 26 Maret 2010

info campuran

80 Pebulu Tangkis Masuk Cipayung, Kido Mundur

JAKARTA, KOMPAS.com (— Sebanyak 80 atlet bulu tangkis pratama dan utama dipastikan masuk tim Pelatihan Nasional Cipayung. Dari jumlah itu, 12 di antaranya merupakan hasil seleksi nasional untuk tim pelatnas pratama, sedangkan 11 atlet pratama lainnya mengalami promosi kenaikan tingkat ke pelatnas utama.

Jumlah kuota pelatnas tahun ini memang bertambah dibandingkan tahun sebelumnya yang diisi 79 atlet. Namun, Sekjen PBSI Yacob Rusdianto yang ditemui di kantornya di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Kamis (25/3/2010), menyangkal adanya penggemukan dalam penerimaan pelatnas tahun ini.

"Tidak ada penggemukan. Penambahan jumlah tahun ini hanya satu, jadi tidak bisa dibilang penggemukan. Penambahan jumlah ini lebih karena pelatih melihat banyak pemain yang berkualitas untuk direkomendasikan masuk pelatnas," ujar Yacob.

Markis Kido mundur

Sementara itu, enam atlet pratama mengalami degradasi. Mereka adalah Senantria Agus Setia Putra, Evi, Erwin Wihardi, Wenny Setyawati, Luluk Maria Ulfa, dan Muhammad Nur Rofii. Sedangkan dari kelompok utama satu atlet terdegradasi, yakni Yoga Pratama.

Akan tetapi, pelatnas pratama juga harus kehilangan empat pemain lain yang memutuskan mengundurkan diri dari pelatnas. Mereka adalah Markis Kido, Hendra Setiawan, Lita Nurlita, dan Lingga.

Mengenai degradasi, kata Yacob, semua kriteria dan standar penilaiannya berasal dari pelatih masing-masing atlet yang bersangkutan.

Maria Kristin Bakal Absen di Asian Games

JAKARTA, KOMPAS.com - Pebulutangkis putri, Maria Kristin Yulianti terancam batal tampil pada Asian Games 2010 di Guangzhou, China. Nama tunggal putri andalan Indonesia ini ternyata tidak terdaftar dalam 20 atlet bulutangkis peserta Asian Games. Sementara barisan tunggal putri Indonesia sendiri akan diisi Adriyanti Firdasari, Maria Febe Kusumawati, Aprilia Yuswandari, dan Linda Weni.

'Maria harus tampil lebih baik untuk membuktikan prestasinya'.
-- Marlev Maniaky

Menurut sang pelatih, Marlev Mario Maniaky di Jakarta, Kamis (25/3/2010), timnya saat ini masih mencari pemain terbaik untuk diturunkan pada kejuaraan yang berlangsung November mendatang. Berdasarkan peringkat Maria memang mengalami kemerosotan akhir-akhir ini ke urutan 44 dunia.

"Mengenai hal itu, menurut saya saat ini masih tahap awal penentuan. Masih ada tiga tahapan lagi yang harus dilalui tim ini sebelum Asian Games berlangsung. Tapi saat ini, kami akan memberi kesempatan pada pemain muda agar lebih bersemangat dan percaya diri," ujarnya.
Namun mantan pemain nasional ini berujar tidak menutup kemungkinan bagi Maria untuk bisa bergabung dalam tim Asian Games. "Ini berarti Maria harus tampil lebih baik untuk membuktikan prestasinya," tandas Marlev.

Peringkat BWF per 25 Maret 2010

Tunggal Putra
1. Chong Wei Lee (Malaysia)
2. Jin Chen (China) [+2]
3. Taufik Hidayat (Indonesia)
4. Peter Hoeg Gade (Denmark) [+1]
5. Dan Lin (China) [-3]
6. Chunlai Bao (China)
7. Long Chen (China) [+3]
8. Tien Minh Nguyen (Vietnam) [-1]
9. Boonsak Ponsana (Thailand) [-1]
10. Sony Dwi Kuncoro (Indonesia) [+1]
11. Simon Santoso (Indonesia) [+1]
12. Jan O Jorgensen (Denmark) [-3]
13. Sung Hwan Park (Korea Republic)
14. Kenichi Tago (Japan) [+1]
15. Choong Hann Wong (Malaysia) [-1]
25. Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia) [+1]
32. Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia) [-1]
91. Andreas Adityawarman (Indonesia) [+2]
94. Tommy Sugiarto (Indonesia) [+2]
105. Adnan Fauzi (Indonesia) [+2]
139. Pratama Yoga (Indonesia) [+1]

Tunggal Putri
1. Yihan Wang (China)
2. Lin Wang (China)
3. Xin Wang (China)
4. Shixian Wang (China) [+5]
5. Yanjiao Jiang (China) [-1]
6. Saina Nehwal (India) [-1]
7. Hongyan Pi (France) [-1]
8. Lan Lu (China) [-1]
9. Mi Zhou (Hongkong) [-1]
10. Tine Rasmussen (Denmark)
11. Juliane Schenk (Germany)
12. Eriko Hirose (Japan) [+2]
13. Pui Yin Yip (Hongkong) [+3]
14. Jie Yao (Netherlands) [-2]
15. Seung Hee Bae (Korea Republic)
21. Maria Febe Kusumastuti (Indonesia) [-3]
25. Adriyanti Firdasari (Indonesia) [-1]
32. Fransisca Ratnasari (Indonesia) [-1]
51. Maria Kristin Yulianti (Indonesia) [+2]
87. Lindaweni Fanetri (Indonesia) [-1]
128. Yuswandari Aprillia (Indonesia) [+1]
131. Maria Elfira Christina (Indonesia) [+1]

Ganda Putra
1. Kien Keat Koo/Boon Heong Tan (Malaysia)
2. Jae Sung Jung/Yong Dae Lee (Korea Republic) [+1]
3. Markis Kido/Hendra Setiawan (Indonesia) [-1]
4. Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark)
5. Zhendong Guo/Xu Chen (China)
6. Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan (Indonesia) [+1]
7. Lars Paaske/Jonas Rasmussen (Denmark) [+1]
8. Hung Ling Chen/Yu Lang Lin (Chinese Taipei) [+2]
9. Tan Fook Choong/Wan Wah Lee (Malaysia)
10. Yun Cai/Haifeng Fu (China) [-4]
11. Anthony Clark/Nathan Robertson (England)
12. Howard Bach/Tony Gunawan (USA)
13. Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata (Japan) [+4]
14. Teik Chai Gan/Bin Shen Tan (Malaysia) [-1]
15. Biao Chai/Nan Zhang (China) [+1]
17. Yonathan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan (Indonesia) [-2]
23. Muhammad Ahsan/Bona Septano (Indonesia) [-2]
37. Luluk Hadiyanto/Joko Riyadi (Indonesia)
43. Wifqi Windarto/Afiat Yuris Wirawan (Indonesia) [+2]
46. Fernando Kurniawan/Lingga Lie (Indonesia) [+1]
100. Candra Wijaya/Wijaya Rendra (Indonesia) [+2]
121. Halim Haryanto Ho (USA)/Flandy Limpele (Indonesia) [+3]
132. Berry Angriawan/Ulinnhua Muhammad (Indonesia)
136. Riky Widianto (Singapore)/Komang Sandy Wijaya I (Indonesia) [+1]

Ganda Putri
1. Jin Ma/Xiaoli Wang (China) [+1]
2. Jing Du/Yang Yu (China) [-1]
3. Shu Cheng/Yunlei Zhao (China)
4. Eei Hui Chin/Pei Tty Wong (Malaysia)
5. Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa (Japan) [+1]
6. Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna (Japan) [+5]
7. Wen Hsing Cheng/Yu Chin Chien (Chinese Taipei)
8. Petya Nedelcheva (Bulgaria)/Anastasia Russkikh (Russia) [+3]
9. Jung Eun Ha/Min Jung Kim (Korea Republic) [-4]
10. Valeria Sorokina/Nina Vislova (Russia) [-1]
11. Jung Eun Ha/Kyung Won Lee (Korea Republic) [+13]
12. Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (Indonesia) [-4]
13. Savitree Amitrapai/Vacharaporn Munkit (Thailand)
14. Shizuka Matsuo/Mami Naito (Japan) [+3]
15. Helle Nielsen/Marie Ropke (Denmark) [-1]
19. Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari (Indonesia) [-9]
28. Anneke Feinya Agustin/Annisa Wahyuni (Indonesia) [+1]
64. Vita Marissa/Nadya Melati (Indonesia) [-1]
66. Vita Marissa (Indonesia)/Mona Santoso (USA) [-1]
68. Pia Zebadiah Bernadet/Debby Susanto (Indonesia)
77. Komala Dewi/Nurvita Keshya Hanadia (Indonesia) [+2]
89. Nadya Melati/Devi Tika Permatasari (Indonesia) [-1]
125. Greysia Polii/Meiliana Jauhari (Indonesia) [-5]

Ganda Campuran
1. Yong Dae Lee/Hyo Jung Lee (Korea Republic) [+1]
2. Nova Widianto/Liliyana Natsir (Indonesia) [-1]
3. Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl (Denmark) [+3]
4. Hanbin He/Yang Yu (China)
5. Bo Zheng/Jin Ma (China) [-2]
6. Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa (Indonesia) [-1]
7. Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk (Poland)
8. Joachim Fisher Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)
9. Diju V/Jwala Gutta (India) [+1]
10. Jiaming Tao/Yawen Zhang (China) [+3]
11. Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul (Thailand)
12. Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) [-3]
13. Sung Hyun Ko/Jung Eun Ha (Korea Republic) [-1]
14. Yeon Seong Yoo/Min Jung Kim (Korea Republic) [+3]
15. Yohan Hadikusumo Wiratama/Hoi Wah Chau (Hongkong) [-1]
18. Fran Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadet (Indonesia)
21. Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita (Indonesia) [-6]
40. Tantowi Ahmad/Riichi Puspita Dili (Indonesia) [-3]
43. Flandy Limpele (Indonesia)/Wen Hsing Cheng (Chinese Taipei) [-3]
48. Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia) [-3]
73. Okvana Viki Indra/Gustiani Sari Megawati (Indonesia) [+5]
95. Flandy Limpele (Indonesia)/Anastasia Russkikh (Russia) [-15]
98. Flandy Limpele/Vita Marissa (Indonesia)
143. Riky Widianto (Singapore)/Devi Tika Permatasari (Indonesia) [-1]

Besok, 20 Pebulutangkis Asian Games Tes Kesehatan.

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim bulutangkis Asian Games tengah bersiap. Sebagai langkah awal tim yang berpesonelkan 20 atlet ini akan mengadakan tes kesehatan, Jumat (26/3/2010) di PP Porti, Jakarta. "Asian Games itu turnamen besar bisa dikatakan kejuaraan dunia apalagi melawan negara lain seperti Eropa. Ini (tes kesehatan) merupakan tahap awal," ujar Kepala Pelatih Pelatnas, Christian Hadinata di Jakarta (25/3/2010).

Menurutnya, besok seluruh tim Asian Games, baik pelatnas maupun non-pelatnas akan melakukan tes kesehatan yang dilakukan oleh tim dari KONI. "Mereka semua akan didampingi pelatih masing-masing," kata Christian.

Tim Asian Games

Sementara untuk Asian Games, PP PBSI telah menerbitkan 20 nama pebulutangkis, baik pelatnas maupun non pelatnas. Untuk tunggal putra akan diisi Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso dan Dionysius Hayom Rumbaka. Tunggal putri akan diperkuat Adriyanti Firdasari, Maria Febe Kusumastuti, Aprilia Yuswandari, dan Linda Weni.

Markis Kido/Hendra Setiawan dan Alvent Yulianto/Muhammad Akbar di nomor ganda putra serta Greysia Polii/Meliana Jauhari, Nintya K/Shendy Puspa di nomor ganda putri. Sementara untuk ganda campuran masih mengandalkan Nova Widhianto/Liliyana Natsir dan Fran Kurniawan/Pia Zebadiah.

infooo,,,bnykzz bgtzz

Hanya Evert di Perempat Final
Jumat, 26 Maret 2010 | 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia hanya meloloskan satu wakil tunggal putra, Evert Sukamta, di babak perempat final kejuaraan Asia di Bukit Kiara, Kuala Lumpur, Jumat (26/3/2010).

Evert yang diunggulkan di tempat 3/4 maju ke babak perempat final dengan mengalahkan pemain Malaysia, Goh Giap Chin, dalam rubber game, 21-16, 16-21, 21-12.

Sementara pemain Indonesia lainnya, Riyanto Subagja, gagal mengikuti jejak rekannya. Riyanto yang diunggulkan di tempat 9/16 disingkirkan unggulan 3/4 asal China, Huang Xiangyu, dalam dua game, 12-21, 14-21.

Di babak perempat final yang akan berlangsung Jumat sore, Evert akan bertemu lawan dari China, Cai Ruiqing, yang diunggulkan di tempat 5/8. Evert pernah mengalahkan Ruiqing, 21-16, 21-14, di babak semifinal nomor beregu.

Babak perempat final kejuaraan Asia U-19 diisi para pemain unggulan.

Hasil Kejuaraan Asia U-19:
Poodchalat Pisit [THA][1] - Momota Kento [JPN] 20-22 21-15 21-17
Loh Wei Sheng [MAS][5/8] - Kim Min Ki [KOR] 21-11 13-21 21-12
Sukamta Evert [INA][3/4] - Goh Giap Chin [MAS] 21-16 16-21 21-12
Cai Ruiqing [CHN][5/8] - Hsieh Feng Tse [TPE][9/16] 21-16 21-17
B. Sai Praneet [IND][5/8] - Horiuchi Kento [JPN] 21-18 21-14
Huang Xiangyu [CHN][3/4] - Subagja Riyanto [INA][9/16] 21-12 21-14
Ng Ka Long [HKG] - Lim Yu Sheng [MAS] 23-21 21-16
Zulkiffli Zulfadli [MAS][2] - Ayub Nur Mohd Azriyn [MAS][9/16] 21-12 21-8

Jadwal Perempatfinal
Poodchalat Pisit [THA][1] - Loh Wei Sheng [MAS][5/8]
Sukamta Evert [INA][3/4] - Cai Ruiqing [CHN][5/8]
B. Sai Praneet [IND][5/8] - Huang Xiangyu [CHN][3/4]
Ng Ka Long [HKG] - Zulkiffli Zulfadli [MAS][2]

sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2010/03/26/14003192/Hanya.Evert.di.Perempat.Final


Indonesia Dominasi Ganda Putra
Jumat, 26 Maret 2010 | 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia hanya meloloskan satu wakil tunggal putra, Evert Sukamta, di babak perempat final kejuaraan Asia di Bukit Kiara, Kuala Lumpur, Jumat (26/3/2010).

Evert yang diunggulkan di tempat 3/4 maju ke babak perempat final dengan mengalahkan pemain Malaysia, Goh Giap Chin, dalam rubber game, 21-16, 16-21, 21-12.

Sementara pemain Indonesia lainnya, Riyanto Subagja, gagal mengikuti jejak rekannya. Riyanto yang diunggulkan di tempat 9/16 disingkirkan unggulan 3/4 asal China, Huang Xiangyu, dalam dua game, 12-21, 14-21.

Di babak perempat final yang akan berlangsung Jumat sore, Evert akan bertemu lawan dari China, Cai Ruiqing, yang diunggulkan di tempat 5/8. Evert pernah mengalahkan Ruiqing, 21-16, 21-14, di babak semifinal nomor beregu.

Babak perempat final kejuaraan Asia U-19 diisi para pemain unggulan.

Hasil Kejuaraan Asia U-19:
Poodchalat Pisit [THA][1] - Momota Kento [JPN] 20-22 21-15 21-17
Loh Wei Sheng [MAS][5/8] - Kim Min Ki [KOR] 21-11 13-21 21-12
Sukamta Evert [INA][3/4] - Goh Giap Chin [MAS] 21-16 16-21 21-12
Cai Ruiqing [CHN][5/8] - Hsieh Feng Tse [TPE][9/16] 21-16 21-17
B. Sai Praneet [IND][5/8] - Horiuchi Kento [JPN] 21-18 21-14
Huang Xiangyu [CHN][3/4] - Subagja Riyanto [INA][9/16] 21-12 21-14
Ng Ka Long [HKG] - Lim Yu Sheng [MAS] 23-21 21-16
Zulkiffli Zulfadli [MAS][2] - Ayub Nur Mohd Azriyn [MAS][9/16] 21-12 21-8

Jadwal Perempatfinal
Poodchalat Pisit [THA][1] - Loh Wei Sheng [MAS][5/8]
Sukamta Evert [INA][3/4] - Cai Ruiqing [CHN][5/8]
B. Sai Praneet [IND][5/8] - Huang Xiangyu [CHN][3/4]
Ng Ka Long [HKG] - Zulkiffli Zulfadli [MAS][2]

sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2010/03/26/14150929/Indonesia.Dominasi.Ganda.Putra


Sony Temani Taufik di 10 Besar
Jumat, 26 Maret 2010 | 14:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, masuk ke 10 besar peringkat dunia versi BWF menemani Taufik Hidayat yang berada di peringkat ketiga dalam peringkat yang dikeluarkan pada Kamis (25/3/2010).

Sony naik satu tingkat setelah pekan lalu berada di peringkat ke-11. Kenaikan satu tingkat juga dialami peringkat tiga Indonesia, Simon Santoso, yang kini berada di peringkat ke-11.

Taufik Hidayat saat ini merupakan pemain Indonesia dengan peringkat tertinggi. Taufik yang telah berusia 39 tahun ini berada di peringkat ketiga dan hanya kalah dari pemain Malaysia, Lee Chong Wei, dan pemain China, Chen Jin. Taufik bahkan mengungguli lawan bebuyutannya, Lin Dan, asal China, yang kini berada di peringkat kelima.

Peringkat tunggal putra per Kamis (25/3/2010):
1. Lee Chong Wei (Malaysia)
2. Chen Jin (China) [+2]
3. Taufik Hidayat (Indonesia)
4. Peter Hoeg Gade (Denmark) [+1]
5. Lin Dan (China) [-3]
6. bao Chunlai (China)
7. Chen Long (China) [+3]
8. Nguyen Tien Minh (Vietnam) [-1]
9. Boonsak Ponsana (Thailand) [-1]
10. Sony Dwi Kuncoro (Indonesia) [+1]
11. Simon Santoso (Indonesia) [+1]
12. Jan O Jorgensen (Denmark) [-3]
13. Park Sung Hwan (Korea Republic)
14. Kenichi Tago (Japan) [+1]
15. Wong Choong Hann (Malaysia) [-1]
25. Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia) [+1]
32. Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia) [-1]
91. Andreas Adityawarman (Indonesia) [+2]
94. Tommy Sugiarto (Indonesia) [+2]
105. Adnan Fauzi (Indonesia) [+2]
139. Pratama Yoga (Indonesia) [+1]

sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2010/03/26/14442924/Sony.Temani.Taufik.di.10.Besar

Kamis, 25 Maret 2010

infooo


Sebanyak 12 Pemain Lolos Seleksi Pelatnas

Jakarta, Kompas - Sebanyak 12 pemain akhirnya dinyatakan lolos masuk pelatnas Cipayung. Mereka akan masuk jenjang pratama dan efektif bergabung mulai 1 April 2010.

”Dari 49 atlet yang ikut tes, kami telah menetapkan 12 pemain yang lolos. Mereka tidak hanya lolos tes kesehatan dan kemampuan tetapi juga psikologi,” kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) I Gusti Made Oka di Jakarta, Rabu (24/3).

Hampir separuh dari 12 pemain yang lolos merupakan atlet dari klub PB Djarum Jawa Tengah. Kelima atlet tersebut adalah M Ulinnuha, Berry Angriawan, Rachmat Ardianto, Andrei Adistia, dan Jenna Gozali.

Adapun yang lain adalah Ery Oktaviani dan Agripina Prima dari DKI Jaya Raya, Febrian Irvannaldy dan Riky Widianto (Wima Surabaya), Ricky Karanda (Mutiara Bandung), Fernaldi Marcus (Tangkas Alfamart), dan Variela Aprilsasi (Suryanaga).

Para atlet itu sebelumnya dipilih tim pemandu bakat dari PB PBSI. Beberapa di antara mereka merupakan atlet yang berprestasi di kejuaraan nasional di Surabaya akhir Januari lalu.

Selain menetapkan atlet yang lolos seleksi pelatnas, PBSI mempromosikan 11 atlet pratama ke jenjang utama. Mereka mendapat promosi berdasarkan prestasi dan pengembangan kemampuan selama satu tahun di pratama.

”Mereka yang promosi ini diharapkan bisa menjadi penerus atlet utama yang ada saat ini. Promosi pemain merupakan bagian dari program regenerasi,” kata Oka.

Pada kesempatan yang sama Oka juga menyampaikan pencoretan 11 pemain dari pelatnas Cipayung. Dari jumlah itu, empat di antaranya dicoret karena mengundurkan diri, seperti Markis Kido, Hendra Setiawan, Lingga, dan Lita Nurlita.

Adapun tujuh pemain yang lain didegradasi karena prestasi mereka dinilai sudah tidak bisa berkembang. Penilaian sepenuhnya dari pelatih.

”Saya belum dapat menyampaikan nama-namanya karena alasan psikologis atlet. Kami akan bicara terbuka kepada mereka sebelum memberikan surat pelepasan mereka,” kata Oka.

Simulasi di Solo

Terkait dengan persiapan tim Thomas dan Uber, PBSI mengubah rencana tempat pelaksanaan pertandingan simulasi. Sebelumnya PBSI memilih Bandung atau Yogyakarta.

Namun, dalam rapat terakhir kemarin akhirnya pertandingan dilaksanakan di Solo. ”Pertandingan tidak bisa digelar di Bandung karena gedungnya dalam tahap renovasi. Sementara di Yogyakarta sudah dipesan untuk acara basket. Oleh karena itu, kami memilih Solo,” kata Sekretaris Jenderal PB PBSI Yacob Rusdianto.

Adapun pelaksanaan pertandingan simulasi akan digelar satu hari, yakni 25 April 2010 atau dua hari setelah penentuan nama-nama pemain anggota tim.

Empat Tunggal Putra Lewati Babak Kedua

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat pebulu tangkis tunggal putra mampu melewati babak kedua nomor perorangan Kejuaraan Asia U-19 dengan mengalahkan lawan mereka, Kamis (25/3/2010).

Dalam pertandingan yang berlangsung di Bukit Kiara, Kuala Lumpur, ini, Evert Sukamta dkk tidak menemui kesulitan untuk menyingkirkan lawan-lawan mereka.

Evert yang diunggulkan di tempat 3/4 tidak menemui kesulitan berarti untuk menyingkirkan pemain Iran, Mohammad Reza Khanjani, 21-12, 21-17. Sebelumnya, Shehar Hiren Rhustavito menang mduah atas pemain asal Filipina, Nikko Shadrach Saquin, dalam dua game, 21-7, 21-5.

Kemenangan juga diraih dua pemain lainnya, Subagja Riyanto, yang diunggulkan di tempat 9-16 menang atas pemain Singapura, Tan Kia Wee, 21-15, 21-6, sementara Hermansah juga tidak menemui kesulitan menyingkirkan pemain Iran, Mohammed O Saad, 21-5, 21-3.

Sore ini, para pemain Indonesia akan menghadapi lawan-lawan mereka di babak ketiga.

Hasil babak kedua Kejuaraan Asia Junior 2010:
Rhustavito Shehar Hiren - Saquin Nikko Shadrach (Philippines) 21-7, 21-5
Sukamta Evert (3/4) - Khanjani Mohammad Reza (Iran) 21-12, 21-17
Riyanto Subagja (9/16) - Tan Kia Hwee (Singapore) 21-15, 21-6
Hermansah - Mohammed O Saad (Iraq) 21-5, 21-3

Jadwal Babak Ketiga:

Loh Wei Sheng (Malaysia, 5/8) - Rhustavito Shehar Hiren
Sukamta Evert (3/4) - Nguyen Huynh Thong Thao (Vietnam)
K. Srikanth (India) - Riyanto Subagja (9/16)
Hermansah - Ayub Nur Mohd Azriyn (Malaysia, 9/16)

Denmark Terpilih Gelar Turnamen Bulu Tangkis Super Series

KOPENHAGEN--MI: Denmark dipastikan menjadi salah satu tuan rumah turnamen bulu tangkis elite super series untuk 2011 hingga 2013, demikian diungkapkan Federasi Bulu Tangkis Denmark, Rabu (24/3).

Denmark menjadi tuan rumah, setelah memenangi persaingan dengan Australia dan Amerika Serikat (AS). Sedangkan negara yang sudah pasti menjadi tuan rumah yakni China, Inggris, Prancis, Indonesia, Jepang, Korsel, Malaysia, dan Singapura.

Satu tuan rumah lagi akan dipilih dari empat negara yang mengajukan diri yakni Hong Kong, India, dan Swiss, serta China yang berharap dapat menggelar dua turnamen super series dalam setahun.

Sebagai pelengkap super series menjadi 12 turnamen atau sekali turnamen dalam sebulan, masih tersisa tiga turnamen lagi. Tiga tuan rumah itu bakal diperebutkan empat negara yakni Australia, AS, Vietnam, dan Macau.

Ajang super series yang layaknya grand slam di cabang tenis, menjadi perhelatan yang mulai digulirkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (WBF) pada 2007. BUlan Mei mendatang, WBF segera menetapkan tuan rumah dari turnamen yang tersisa, setelah beberapa negara itu mengajukan diri pada awal Maret ini
Draw Polandia Open,,,,
10:00 AM XD
Viki I

Rabu, 24 Maret 2010

Taufik/Flandy Ikut Piala Candra Wijaya

Dua mantan pemain pelatnas, Taufik Hidayat dan Flandy Limpele akan ikut serta Candra Wijaya Men's Double Championship di Jakarta, 29 April-2 Mei.

Dalam kejuaraan berhadaiah total Rp 200 juta ini, ganda putra Pelatnas Fernando Kurniawan/Lingga Lie menjadi unggulan pertama. "Kalau lihat dari drawing mudah-mudahan bisa sampai semifinal," ujar Fernando, Selasa.

Pasangan yang mendapat bye pada babak pertama itu akan menghadapi pasangan AS Ramdoni/Ardani yang juga mendapat bye. "Kalau saya masuk semifinal kemungkinan ketemu Alvent/Hendra, dan pas kemarin di India saya kalah sama mereka. Tapi mudah-mudahan bisa lebih dari semifinal," tambah Fernando.

Beberapa mantan pemain Pelatnas juga ambil bagian dalam turnamen tersebut di antaranya, unggulan 3/4 Alvent Yulianto/Hendra AG, unggulan 5/8 Luluk Hadiyanto/Rendra Wijaya dan pasangan Taufik Hidayat/Flandy Limpele.

Sejumlah pemain asing pun turut meramaikan kejuaraan yang baru pertamakali digelar itu, antara lain mantan pemain nasional Malaysia Gan Teik Chai/Tan Bin Shen, ganda terbaik Singapura Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya dan pasangan India Rupesh Kumar/Sanave Thomas yang menjadi unggulan kedua.

Angkat pamor

Ketua panitia kejuaraan, Candra Wijaya mengatakan, tujuan penyelenggaraan turnamen tersebut adalah untuk mengangkat pamor ganda putra yang sudah memberi sumbangsih yang berarti bagi Tanah Air. "Saya mendedikasikan kejuaraan ini bagi dunia bulutangkis nasional maupun internasional," kata Candra yang sepanjang karirnya telah memenangi berbagai kejuaraan sebagai pemain ganda putra.

Di antara pretasi yang pernah diraihnya adalah, bersama meraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan, menjadi juara dunia dan All England.

Sementara itu, Kasubid Pelatnas PB PBSI Christian Hadinata menyambut baik kejuaraan khusus ganda putra tersebut sebagai ajang pembibitan pemain-pemain baru yang diharapkan dapat melanjutkan kejayaan ganda putra di Tanah Air. "Candra mempunyai ide yang luar biasa dengan menyelenggarakan turnamen yang mencakup nasional dan internasional ditambah dengan kategori untuk pemain junior," katanya.

"Diharapkan dari para junior itu nanti lahir pemain-pemain seperti Candra, Tony, dan Ricky Subagja/Rexy Mainaky (juara Olimpiade Atlanta) agar prestasi ganda putra tetap berkesinambungan," tambah arsitek sejumlah pemain ganda terbaik nasional seperti Candra, Tony, Sigit Budiarto, serta Ricky dan Rexy itu.

Selain menggelar pertandingan kelompok usia di bawah 16 dan 19 tahun serta kelompok terbuka, turnamen tersebut juga menampilkan pertandingan eksibisi antar mantan juara, serta pemberian penghargaan bagi legenda ganda putra yakni Christian/Ade Chandra serta Tjun Tjun/Johan Wahyudi. Keempat pemain ini pernah merajai bulutangkis dunia pada dekade 1970-an.

Taufik Tagih Janji PBSI

Koran Jakarta (Rabu, 24 Maret 2010)

Membawa nama Indonesia di pentas internasional selalu menjadi kebanggaan bagi atlet mana pun, termasuk Taufik Hidayat.

Merah Putih seolah memberi motivasi besar tiada tara, apalagi jika kemenangan diperoleh. Tak heran, kendati Taufik kini berada di jalur berbeda dengan tim pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), profesionalisme tak membuat kebangsaannya luntur.

Hingga ketika PBSI mengajaknya tampil di kualifikasi Piala Thomas di Nakhron Ratachasima, Thailand, pada 22-28 Februari, Taufik langsung mengamini.

“Saya tetap bersedia membela Indonesia,” ujarnya. Bersatu dengan Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso, serta dua ganda, Ryan Sukmawan/Devin Lahardi dan Hendra Setiawan/Alvent Yulianto, Taufik berhasil meloloskan Indonesia ke putaran final yang akan berlangsung 9-16 Mei mendatang di National Sports Complex, Bukit Jalil, Malaysia.

Hanya saja, ketika itu Taufik mendapatkan tawaran jika tampil di Piala Thomas, dia diperbolehkan tampil di Asian Games 2010 Guangzhou, serta kemungkinan dipanggil lagi untuk Olimpiade 2012. Tawaran inilah yang membuat Taufik bersama pelatihnya, Mulyo Handoyo, tak berpikir panjang.

Janji yang diucapkan bendahara PBSI, Djendjen Djaenanasri, yang langsung datang ke tempat latihan Taufik di Cijantung, merupakan sebuah reward menjanjikan.

Kini, saat Komite Olah Raga Nasional/Komite Olimpiade Indonesia (KON/KOI) bersiap menggelar pelatnas, Mulyo sebagai pelatih menagih janji.

Mereka berharap janji yang sempat diutarakan Djendjen segera dilaksanakan. “Waktu itu, Pak Djendjen datang langsung saat kami latihan. Dia bilang seperti itu, akan menjanjikan Taufik tampil di Asian Games. Makanya, jika tidak masuk daftar untuk ke Guangzhou, kami akan mundur dari tim Th omas,” tegas Mulyo, Selasa (23/3).

Mulyo, dalam sepekan ke depan, akan menanyakan soal pemanggilan untuk tim Asian Games. Jika tidak mendapatkan tanggapan, dia akan menetapkan keputusan. Bagi Taufik, Asian Games menjadi tempat bersejarah dirinya yang siap diulang kembali.

Seperti 2006 lalu di Doha, ketika ia merebutnya seusai mengalahkan Lin Dan di partai puncak. Jika di China ia mendapatkan kesempatan, Taufik berharap dapat mencetak hattrick di pesta olah raga terbesar di Asia itu. “Kalau untuk Olimpiade jelas kami harus realistis.

Tapi, untuk Asian Games masih ada peluang besar. Taufik kini juga masih yang terbaik di tunggal putra,” sambung Mulyo.

Belum Berani Menanggapi sikap ini, PBSI yang menyiapkan 20 pemain untuk tim Thomas dan Uber, yakni 10 pebulu tangkis putra dan 10 putri, belum berani menyebutkan namanya.

Sekjen PBSI, Jacob Rusdianto, bahkan mengelak untuk mengomentari masalah ini. Dia malah berharap tidak membesarkan masalah ini, agar tim Thomas tetap fokus. “Saya lupa nama-namanya, coba tanya ke Lius Pongoh (Kabidbinpres).

Dia yang mengetahui persis namanamanya,” elak Rusdianto. Sayangnya, ketika dihubungi, Lius tidak menjawab panggilan telepon dan pesan singkat yang dikirimkan.

Minggu, 21 Maret 2010

hasil Final swiss super series

LEE YOUNG DAE/LEE HYUN JUNG VS SHIN BAEK CHEOL/YOO HYUN YOUNG 21-14,21-18

WANG SHIXIAN VS JIANG YANJIAO 21-15,21-19

CHEN JIN VS CHEN LONG 12-21,21-15,21-17

QIAN TIAN/YU YANG VS MIYUKI MAEDA/SATOKO 21-16,21-13

SUNG HYUN/YOO YEONG SEONG VS KOO KIEN KEIT/TAN BOENG HOEK 21-18,21-16

Sabtu, 20 Maret 2010

Jika tanpa Bulu Tangkis di Olimpiade 2016

Saat Susy Susanti dan Alan Budikusuma mengawinkan medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1992 silam, saat itu pula diri ini belum tersentuh dengan euforia kemenangan apalagi rasa bangga sebagai negeri yang baru pertama kali meraih medali emas gelaran olah raga terbesar sejagat . Menariknya kalau diingat-ingat, hal yang mengingatkan aku pada masa tahun berlangsungnya Olimpiade Barcelona, itu adalah Lagu “Barcelona-nya” pedangdut Ona Sutra yang sering terdengar di radio dan TVRI
Tentu menjadi sebuah rasa penasaran tersendiri melihat detik-detik menegangkan perebutan medali emas itu. Walau sebenarnya Indonesia cukup lega karena terjadi all Indonesian Final di tunggal putra, antara Ardy B. Wiranata vs Alan Budikusuma, sehingga secara defacto satu emas sudah dalam genggaman. Rasa penasaran itu adalah bagaimana Susy Susanty melawan salah satu musuh bebuyutannya : Bang Soo Hyun dari Korea.

Menyaksikan partai final saat itu memang sangat menegangkan. Karena Susy bahkan sempat tertinggal di set pertama 11 : 5 dari Bang Soo Hyun, yang memiliki smash keras. Namun setelah sempat diabuat dag-dig-dug karena kekalahan diset pertama itu, saya membayangkan masyarakat indonesia tersenyum saat satu persatu smash keras Bang Soo Hyun bisa dipatahkan. Begitu juga juga dengan drop shoot dan netingnya. Semua itu tentu membuat Hyun kaget dan serba salah, apalagi lob kebelakang yang sulit di smaspun semakin menguras tenaga, hingga akhirnya Susy berbalik unggul 11 : 5 pada set ke dua.
Saya yakin, pada set ke tiga, semua masyarakat Indonesia berdo’a agar keunggulan itu kembali terjadi. Stamina yang sudah terkuras ditambah pukulan-puklan yang bisa dipatahkan menjadikan Hyun semakin tersudut. Dan walau Hyun masih bisa memberikan perlawanan ketat, tapi Susy tetap bisa bisa mengatur irama permainan hingga emaspun berhasil diraihnya setelah menghempaskan Bang Soo Hyun 11 : 3. Semua masyarakat Indonesia terharu, seperti komentator di TV (Ibu Minarni yang juga mantan atlet Bulu Tangkis) yang sampai tak dapat berkata-kata bahkan harus meninggalkan studio karena terharu…

Empat tahun kemudian,
Olimpiade Atlanta 1996, Saat itu hampir semua tahapan upacara pembukaan maupun pertandingan dan perlombaan kuikuti melalui TVRI tercinta, dan puncaknya adalah saat perebutan medali emas ganda putra Ricky Soebagja dan Rexy mainaky melawan ganda tangguh dari negeri jiran Malaysia, Yap Kim Hock- Soo Beng Kiang. Partai ini menjadi sangat penting karena dari Ricky-Rexy lah harapan emas terakhir indonesia tersisa setelah sebelumnya Mia Audina yang memberi kejutan manis dengan melangkah ke final kalah dari Bang Soo Hyun, yang di semi final juga berhasil merevans Kekalahan empat tahun sebelumnya atas Susy Susanty.
Set pertama Ricky-Rexy kalah dari ganda Malaysia, Tegang rasanya! Set ke dua lebih snewen rasanya kalau diingat-ingat, karena pengumpulan angka Ricky-Rexy juga ketinggalan lagi. Namun satu persatu angka berhasil diraih hingga memaksa rubber set. Nah di partai ke tiga inilah suasana riuah penuh dengan teriakan, ketegangan dan harap harap cemas hati berdo’a memenuhi ruangan. Akhirnya kerja keras Ricky-Rexy dan Do’a segenap rakyat Indonesia membuat Tuhan kembali memberik karunia : Medali emas di leher, Indonesia raya berkumandang.

Delapan tahun kemudian,
Adalah pasangan ganda putra Indonesia, Candra Wijaya-Tony Gunawan, yang lagi-lagi menorehkan catatan manis di Olimpiade Sidney 2000. Ia berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan ganda Korea
Indonesia sebenarnya sangat berpeluang untuk meraih medali Emas tambahan melalui tunggal putra yang saat itu tengah matang-matangnya : Hendrawan. Namun diluar dugaan Hendrawan justru kalah dipartai final dari tunggal putera China Ji Xin Peng, yang sebenarnya tidak terlalu bersinar dalam karirnya. Bahkan saat itu ia kalah pamor dinading kompatriotnya Xia Xuanze. Selain di tunggal puera, emas yang sudah didepan mata juga gagal diraih ganda Campuran Trikus Heryanto dan Minarti Timur. Padahal pada game ke dua Trikus-Minarti sudah unggul jauh, dan sepertinya akan pulang membawa emas. Namun takdir kembali berbicara lain, satu per satu ganda campuran China mengejar, dan justru akhirnya yang menjadi kampiun.

12 tahun kemudian,
Olimpiade Athena, Walau tidak difavoritkan dan mulai kalah pamor dari Lin Dan, Taufik Hidayat berhasil meneruskan tradisi emas Olimpiade. Olimpiade ini juga menjadi catatan khusus karena di bagian puteri Indonesia tidak satupun menyertakan wakilnya di tunggal dan ganda puteri.

Tahun ini (2008),
Olimpiade Beijing baru saja usai. Partai final yang umumnya dimaikan sore hari membuat aku tidak bisa menyaksikan secara leluasa, apalagi mendekati jam siaran berita sore : Jam Panik kata temanku! Akhirnya bekerja sistematis dan cepat serta curi-curi waktu adalah acara agar aku tidak melewatkan partai semi final dan final Bulu tangkis. Saat Markis Kido-Hendra Setiawan kalah di set pertama sepertinya pasrah rasanya, karena lawan yang dihadapi adalah Cai Yun dan Fu Faifeng yang smashnya keras dan kompaknya bukan main. Tapi ternnyata Kido-Hendra bisa membalikkan keadaaan hingga menang di set ke dua dan terus memimpin di set ke tiga. Indonesia menang!! Indonesia dapat emas!! teriakan, tepuk tangan dan saling bersalaman bahkan berangkulanpun terjadi di ruang redaksi.

Sayang sehari setelah itu, Justru Nova Widiyanto- Liliyana Natsir yang mempunyai kans besar setelah bertempur mati-matian di semi final melawan He Hanbin-Du Jing, justru kalah mudah dari Le Yong Dae-Le Jo Hyun. Yang menyesakkan, permainnya tidak berkembang dan seperti pemain yang baru dipasangkan. Gemas rasanya, apalagi ia merupakan unggulan pertama. Tapi yakinlah mereka sudah berusaha keras!! Dan pertandingan memang hanya memunculkan satu pemenang
Setelah empat tahun sebelumnya dipandang sebelah mata, tahun ini sektor putri berhasil mengirimkan wakilnya. Adalah Maria Kristin, tungga puteri yang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Satu persatu pemain dengan peringkat tertinggi berhasil dikalahkan, termasuk Tine Rasmussen dari Denmark yang paling ditakuti skuad puteri China. Dan benar saja, di babak semi final tiga dari empat kontestannya adalah puteri China, Xie Xing Fang, Zhang Ning dan Lu Lan.

Walau pernah mengalahkan Zhang Ning di Semi final Indonesia Terbuka 2008 di Jakarta, Maria terlihat kewalahan mengatasi pukulan mematikan Zhang hingga membuat Maria hanya sampai di semi final. Susah membayangkan Maria meraih medali awalnya, karena lawan yang dihadapi lagi-lagi tunggal puteri China. Kali ini masa depan puteri China, Lu Lan. Set pertama Maria didikte dan kalah mudah. Tak disangka set kedua setelah susah payah Maria berhasil unggul. Dan Set ketiga melalui drama yang panjang, karena sempat unggul jauh namun nyaris terkejar, Maria akhirnya bisa membuat Lu Lan bersimbah air mata meratapi kegagalannya. Selamat Maria!!
Sementara itu, Zhang Ning yang sudah berusia 33 tahun berhasil mengalahkan unggulan pertama Xie Xing Fang, sekaligus memupus impian mewujudkan pengantin emas olimpiade bersama Lin Dan, seperti Susy dan Alan. Dan fantastisnya Zhang Ning ternyata bisa mempertahankan Emas yang diraihnya empat tahun lalu setelah mengalahkan Mia Audina di final, yang saat itu telah membela Belanda. Zhang Ning adalah atlet tua yang sebenarnya diawal karirnya mengalami cobaan berat karena prestasinya selalu tenggelam dibanding atlet-atlet lainnya, bahkan pernah kalah dari Mia Audina pada Final Uber Cup 1994 yang membuat Piala Uber direbut Indonesia.

Bulu Tangkis terancam tidak dipertandingkan di Olimpiade

Romantisme medali emas yang selalu di raih Indonesia pada gelaran Olimpiade sepertinya mendapatkan ancaman serius. Popularitas bulu tangkis yang semakin menurun bahkan hanya berada di peringkat ke-4 dari bawah membuat wacana tidak mempertandingkan olah raga ini semakin mengemuka. Apalagi sejak dipertandingkan pertama kali tahun 1992 lalu, bulu tangkis selalu dikuasai China, Indonesia, Korea dan Denmark. Nyaris negara-negara lain tidak terlalu dapat berbicara banyak.
Apa sebenarnya yang membuat masyarakat dunia tidak terlalu suka dengan Bulu Tangkis? Padahal dalam beberapa literatur bulu tangkis pernah menjadi olah raga yang diminati masyarakat barat dengan strata sosial tingka atas. Kenapa Bulu tangkis bisa menjadi olah raga yang tidak begitu populer di Eropa, Afrika dan Amerika? Dan pertanyaan lainnya, apa yang harus segera dilakukan agar cabang olah raga ini bisa terus dipertandingkan dan semakin populer mengingat masih ada empat tahun persiapan??
Mampukah kita eraih medali emas Olimpiade jika tanpa Balu Tangkis?
Dan untuk cabang Angkat Besi yang kembali menorehkan prestasinya, Kami juga Bangga kepada anda semua
Setelah Penutupan Olimpiade Beijing,

Bulutangkis, Olahraga Nasional Kita

Pernahkah anda bertanya-tanya: Mengapa Indonesia lebih hebat dalam bulutangkis ketimbang tenis? Bukankah intensif dalam tenis jauh lebih besar? Selain hadiah uang yang bisa didapat jelas jauh lebih banyak, olahraga tenis juga lebih dikenal di dunia international, sehingga lebih besar kemungkinan untuk menjadi atlet terkenal, yang berarti pemasukan lagi dari sponsor dan endorsement.
Kenapa kita lebih memilih bulutangkis yang uangnya lebih sedikit?

Sedikit analisis 'nyeleneh' di bawah ini mungkin bakal membuat anda tersenyum di awal dan mengerutkan nadi serta manggut2 tanda setuju.

Lapangan tenis jauh lebih besar (Ukuran lapangan tenis 23,77 m X 10,97 m sedang ukuran lapangan bulutangkis 13,4 m X 6,1 m). Di akhir pertandingan misalnya, atlet tenis harus berjalan jauh dari baseline ke net hanya untuk bersalaman. Di bulutangkis jaraknya lebih dekat. Kita, orang Indonesia, tidak suka berjalan kaki terlalu jauh. Begitu harus menempuh jarak yg agak jauh (let`s say 10 mins walk), kita pasti otamatis akan naek motor, mobil atau mungkin tidak jadi pergi.

Pertandingan tenis terlalu lama. Rekor pertandingan tenis terlama tercatat di French Open 2004 yg menghabiskan waktu 6 jam lebih. Di bulutangkis, rekor pertandingan terlama yg pernah dicatat hanya 124 menit. Kita, orang Indonesia tidak suka berlama-lama. Kita, orang Indonesia, suka yg serba cepat, kilat dan instan. Ever wonder why Indomie is such a phenomenal in Indonesia?

Perhitungan skor tenis lebih sulit: memenangkan angka pertama, dapat skor 15. Menang lagi, dapat skor 30. Menang lagi, dapat 45? Tidak. Dapat 40, lho koq?! Yang 5 ke mana coba? Setelah itu, kalau memenangkan angka lagi jadilah game, kita dapat skor 1, dan yang 40 tadi jadi nol kembali. Lho? Lho? Menghitung skor bulutangkis jauh lebih mudah. Kita, orang Indonesia, tidak suka yang rumit-rumit, dan lebih suka yang mudah-mudah saja. Seperti kata mantan Presiden kita: " Gitu za koq repot?"

Di tenis , maksimum skor yg didapat adalah 7, itupun kalau tie break. Kalau tidak, maksimum cuman dapat 6. Di bulutangkis, sudah mainnya lebih cepat, dapat skornya pun lebih banyak, lebih enak kan? Kita, orang Indonesia, suka sesuatu dalam jumlah yg banyak, jumlah yg besar. Maka tidaklah heran banyaknya nol yg bertebaran di duit kertas kita.

Pertandingan tenis banyak dilakukan di luar ruangan dan bulutangkis senantiasa dilakukan di dalam ruangan. Kita, orang Indonesia, tidak suka berpanas-panas di luar. Itulah sebabnya tempat tongkrongan favorit kita adalah shopping mall yang ber-AC hampir di setiap sudut bangunan, bahkan juga WC. Kalau bisa enak di dalam ruangan ber-AC, ngapaen juga berpanas-panas ria di luar? Bau lagi.

Di bulutangkis, bila gagal menggembalikan bola, shuttle cock tidak akan jatuh jauh dari lapangan. Di lapangan tenis tidak begitu. Kalau kita gagal menggembalikan bola akan menggelinding jauh ke luar lapangan. Kita, orang Indonesia, tidak suka repot, jalan jauh2 hanya untuk mungut bola. Mbak!!ngambilin minum saya di kulkas dunk! Buru!!

Semakin hebat pemainnya, pertandingan tenis lama kelamaan semakin mirip dengan bulutangkis, dengan drop-shot, umpan menyilang di depan net dan smash sambil melompat. Di masa-masa awal Wimbledon teknik permainan semacam ini bisa dibilang tidak ada. Kalau memang tenis akan perlahan-lahan berevolusi menjadi bulutangkis, buat apa cape-cape belajar tenis? Kita, orang Indonesia, suka potong jalan, ambil jalur cepat dan langsung main bulutangkis saja. Jalur busway mbahmu!! Saya mau cepat, tolong minggir ya!!!

HASIL SEMI FINAL SWISS OPEN 2010 dan jadwal final swiss open 2010

CHEN JIN VS DU PENGYU 21-15,21-6

CHEN LONG VS PETER GADE 22-20,21-17

WANG SHIXIAN VS ELLA DIEHL 21-13,21-10

JIANG YANJIAO VS BAE YOUN JOO 21-9,21-8

KOO KIEN KEIT/TAN BOENG HOEK VS MATHIAS BOE/CARSTEN MOGENSEN 21-13,28-26

KO SUNG HYUN/YOO YEON SEONG VS HIROKATSU HASIMOTO/NORIYASU HIRATA 21-13,21-13

MIYUKI MAEDA/SATOKO VS HA JUNG EUN/LEE KYUN WON 13-21,21-19,22-20

QIAN TIAN/YU YANG VS CHEN WEN HSIEN/CHIEH YU CHIN 21-12,21-15

SHIN BAEK CHEOL/YOO HYUN YOUNG VS THOMAS LAYBOURN/KAMILLA JUHL 12-21,21-15,24-22

LEE YOUNG DAE/LEE HYUN JUNG VS ROBERT MATEUSIAK/NADIEZDA..( WO )


JADWAL FINAL SWIS SUPER SERIS

CHEN JIN VS CHEN LONG

WANG SHIXIAN VS JIANG YANJIAO

KOO KIEN KEIT/TAN BOENG HOEK VS KO SUNG HYUN/YOO YEON SEONG

MIYUKI MAEDA/SATAKO VS QIAN TIAN/YU YANG

LEE YOUNG DAE/LEE HYUN JUNG VS SHIN BAE CHEOL/YOO HYUN YOUNG

Taufik Hidayat, dkk Siap ke New Delhi

JAKARTA - Setelah gagal di All England dan Swiss Terbuka Super Series, Taufik Hidayat akan kembali mencoba peruntungan di turnamen Asia Championships Gold di New Delhi India, tanggal 12-18 April 2010. Selain Taufik ada 25 pemain lain yang dikirim PBSI.



*Tidak semua anggota tim Thomas dan Uber yang dikirim, tetapi juga pemain pelatnas lainnya. Bagi anggota tim Thomas dan Uber yang tampil, ini memang jadi ajang try out internasional terakhir*
-- Lius Pongoh


Taufik yang saat ini menduduki peringkat tiga dunia tersingkir di perempat final All England dari tangan pemani Denmark Peter Gade. Sementara di Swiss, langkah Taufik lebih buruk setelah kalah di babak kedua dari pemain non unggulan asal Jepang Kazushi Yamada.

Sebelumnya Taufik juga gagal di Malaysia Terbuka Super Series. Jika bisa juara di New Delhi, maka ini akan menjadi gelar pertamanya tahun ini. Taufik sendiri masih menjadi andalan Indonesia di putaran final Piala Thomas di Kuala Lumpur Malaysia, bulan Mei mendatang.

Sementara itu, ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI, Lius Pongoh, di Jakarta mengatakan, kejuaraan itu untuk try out internasional terakhir sebelum Piala Thomas dan Uber.

"Tidak semua anggota tim Thomas dan Uber yang dikirim, tetapi juga pemain pelatnas lainnya. Bagi anggota tim Thomas dan Uber yang tampil, ini memang jadi ajang try out internasional terakhir," kata Lius.

Di tunggal putra, pemain pelatnas yang dikirim PBSI, yakni Dionysius Hayom Rumbaka, Tommy Sugiarto dan Nugroho Andi Saputro. Sementara pemain non pelatnas yang tampil, Taufik Hidayat dan Andre Kurniawan.

Di nomor tunggal putri PBSI mengirim Maria Kristin Yulianti, Aprilia Yuswandari, Linda Weni dan Rizki Amelia Pradita.
PBSI mencoba penyegaran dengan memasang Mohammad Ahsan dengan Yonathan Dasuki. Sementara Bona, yang biasa bermain besama Ahsan, dipasangkan dengan Rian Sukmawan.

Di ganda putri PBSI mengirim Greysia Polii/Meiliana Jauhari, Nitya Krishinda/Shendy Puspa dan Annisa Wahyuni/Aneneke. Sementara di ganda campuran ada empat pasang

Jumat, 19 Maret 2010

hasil perempat final swiss super series

QIAN TIAN/YU YANG VS MIZUKI FUJII/REIKA KAKIIWA 21-19,21-11

ROBERT MATEUSIAK/NADIEZDA VS YOO YEONG SEONG/KIM MIN JUNG 21-16,11-21,21-18

WANG SHIXIAN VS YIP PUI YIN 21-8,20-22,21-12

MIYUKI MAEDA/SATOKO VS WONG PEI TTY/CHIN EEI HUI 17-21,21-18,21-10

DU PENGYU VS HU YUN 24-22,21-17

PETER GADE VS LIN DAN 21-16,21-17

JIANG YANJIAO VS JULIANE SCHENK 21-7,21-18

BAE YOUNG JOO VS PI HONG YANG 21-12,24-22

THOMAS/KAMILLA JUHL VS ZHANG NAN/QIAN TIAN
22-20,21-19

KO SUNG HYUN/YOO YEON SEONG VS LARS PASKE/JONAS RASMUSSEN 16-21,22-20,21-18

SHIN BAE CHEOL/YOO HYUN YOUNG VS CHEN HUNG LING/CHEN WEN HSING 21-9,13-21,21-17

LYD/LHJ VS TAO JIAMING/ZHANG YAWEN 21-11,21-16

CHEN JIN VS NGUYEN TIEH MIN 21-16,21-11

ELLA DIEHL VS LU LAN 22-20,21-15

MATHIAS BOE/CARSTEN MOGENSEN VS GUA ZHENDONG/CHEN XU 21-12,14-21,21-17

HA JUNG EUNG/LEE KYUN WON VS PETYA/ANATASIA 21-17,21-11

CHEN LONG VS KAZUSHI YAMADA 21-16,21-11

CHEN WEN HSING/CHIEH YU CHIN VS DU JING/PAN PAN 21-19,17-21,21-18

HIROKATSU HASIMOTO/NORIYASU HIRATA VS CHEN HUNG LING/LIN YU LANG 21-17,29-27

KOO KIEN KEIT/TAN BOENG HOEK VS KIM KI JUNG/SHIN BAEK CHEOL 21-17,21-14

inffooo,,,,part 1

Nova/Butet di Peringkat Puncak
Jumat, 19 Maret 2010 | 14:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir kembali berada di peringkat puncak ganda campuran versi federasi bulu tangkis dunia atau BWF.

Pihak PB PBSI memutuskan pasangan Nova Widianto/Liliyana Natsir dicerai seusai lolos ke babak final turnamen bulu tangkis All England Super Series pada akhir pekan lalu. Liliyana kemudian akan dipasangkan dengan Devin Lahardi Fitriawan. Keduanya akan diturunkan di turnamen-turnamen sekelas grand prix.

"Saya harap mereka (Devin/Liliyana) bisa berjalan dengan baik. Apabila hasilnya lebih baik bersama Nova, mau tidak mau saya persiapkan Nova/Liliyana untuk Olimpiade (2012)," papar pelatih ganda campuran, Richard Mainaky, beberapa saat lalu.

Nova/Butet kembali menempati peringkat utama dunia yang dikeluarkan BWF. Dalam peringkat yang dikeluarkan pada Kamis (18/3/2010) itu, pasangan Indonesia ini berada di peringkat pertama dan mengatasi ganda Korea Selatan, Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung, dan ganda China, Zheng Bo/Ma Jin.

Pada peringkat 10 besar, hanya ada satu ganda campuran Indonesia lainnya, yaitu ganda veteran Vita Marissa/Hendra Aprida Gunawan. Adapun dua ganda campuran Pelatnas Cipayung, Devin Lahardi/Lita Nurlita dan Fran Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadet, berada di urutan ke-15 dan ke-18.

Peringkat lengkap per 18 Maret 2010:
1. Nova WIDIANTO/Liliyana NATSIR [INA]
2. Yong Dae LEE/Hyo Jung LEE [KOR]
3. Bo ZHENG/Jin MA [CHN]
4. Hanbin HE/Yang YU [CHN]
5. Hendra Aprida GUNAWAN/Vita MARISSA [INA] (+1)
6. Thomas LAYBOURN/Kamilla RYTTER JUHL [DEN] (-1)
7. Robert MATEUSIAK/Nadiezda KOSTIUCZYK [POL] (+3)
8. Joachim FISHER NIELSEN/Christina PEDERSEN [DEN]
9. Sudket PRAPAKAMOL/Saralee THOUNGTHONGKAM [THA] (-2)
10. Diju V/Jwala GUTTA [IND] (-1)
15. Devin Lahardi FITRIAWAN/Lita NURLITA [INA] (-2)
18. Fran KURNIAWAN TENG/Pia Zebadiah BERNADET [INA] (+1)
37. Tantowi AHMAD/Richi Puspita DILLI [INA]
40. Flandy LIMPELE [INA]/Wen Hsing CHENG [TPE]
44. Muhammad RIJAL/Debby SUSANTO [INA] (-1)
78. Okvana VIKI INDRA/Gustiani SARI MEGAWATI [INA]
80. Flandy LIMPELE [INA]/Anastasia RUSSKIKH [RUS] (-31)
98. Flandy LIMPELE/Vita MARISSA [INA] (-2)

Bahaya! Hanya Taufik di Peringkat 10 Besar
Jumat, 19 Maret 2010 | 14:33 WIB
AFP/BEN STANSALL
Taufik Hidayat

JAKARTA, Kompas.com — Tunggal putra bulu tangkis Indonesia mencapai titik rendah setelah hanya mampu menempatkan satu pemain di peringkat 10 besar dunia versi BWF.

Parahnya lagi, pemain yang mampu menerobos peringkat 10 besar tersebut adalah pemain veteran Taufik Hidayat. Taufik, yang telah berusia 30 tahun, sudah setahun terakhir menjadi pemain profesional murni dan tak lagi mendiami Pelatnas Cipayung.

Sementara dua nama lainnya dari Pelatnas Cipayung, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso, terlempar dari posisi 10 besar. Sony menempati peringkat ke-11, sementara Simon berada di urutan ke-12.

Di turnamen All England Super Series, pekan lalu, Taufik mencatat prestasi paling baik dengan lolos ke babak perempat final. Sementara Sony dan Simon kandas di babak kedua.

Para pemain tunggal putra Indonesia lainnya berada di luar peringkat 20 besar. Dua pemain PB Djarum, Dionysius Hayom Rumbaka dan Andre Kurniawan Tedjono, berada di peringkat ke-26 dan ke-31.

Lonjakan peringkat dialami pemain Jepang, Kenichi Tago. Setelah berhasil membuat kejutan dengan lolos ke babak final turnamen All England Super Series, Tago naik lima tingkat ke peringkat 15.

Peringkat lengkap:
1. Chong Wei LEE [MAS]
2. Dan LIN [CHN]
3. Taufik HIDAYAT [INA]
4. Jin CHEN [CHN]
5. Peter Hoeg GADE [DEN]
6. Chunlai BAO [CHN]
7. Tien Minh NGUYEN [VIE]
8. Boonsak PONSANA [THA]
9. Jan O JORGENSEN [DEN]
10. Long CHEN [CHN]
11. Sony Dwi KUNCORO [INA]
12. Simon SANTOSO [INA]
13. Sung Hwan PARK [KOR]
14. Choong Hann WONG [MAS]
15. Kenichi TAGO [JPN] (+5)
16. Chetan ANAND [IND] (-1)
17. Yun HU [HKG] (-1)
18. Yu Hsin HSIEH [TPE]
19. Muhammad Hafiz HASHIM [MAS] (+3)
20. Pengyu DU [CHN] (+3)
26. Dionysius Hayom RUMBAKA [INA] (+1)
31. Andre Kurniawan TEDJONO [INA] (+1)
93. Andreas ADITYAWARMAN [INA] (+1)
96. Tommy SUGIARTO [INA] (-3)

sumber : www.kompas.com


Hasil Undian Piala Thomas dan Uber 2010 di Malaysia

Piala Thomas:
Grup A: China, Korea, Peru
Grup B: Malaysia, Jepang, Nigeria
Grup C: Denmark, Jerman, Polandia
Grup D: Indonesia, India, Australia

Piala Uber:
Grup A: China, Malaysia, AS
Grup B: Indonesia, Denmark, Australia
Grup C: Jepang, Rusia, Jerman
Grup D: Korea, India, Afrika Selatan

Kamis, 18 Maret 2010

infooo,,,swisss,,,,dan infoo laennya


Peringkat BWF per 18 Maret 2010


Men's Singles
1. Chong Wei LEE [MAS]
2. Dan LIN [CHN]
3. Taufik HIDAYAT [INA]
4. Jin CHEN [CHN]
5. Peter Hoeg GADE [DEN]
6. Chunlai BAO [CHN]
7. Tien Minh NGUYEN [VIE]
8. Boonsak PONSANA [THA]
9. Jan O JORGENSEN [DEN]
10. Long CHEN [CHN]
11. Sony Dwi KUNCORO [INA]
12. Simon SANTOSO [INA]
13. Sung Hwan PARK [KOR]
14. Choong Hann WONG [MAS]
15. Kenichi TAGO [JPN] (+5)
16. Chetan ANAND [IND] (-1)
17. Yun HU [HKG] (-1)
18. Yu Hsin HSIEH [TPE]
19. Muhammad Hafiz HASHIM [MAS] (+3)
20. Pengyu DU [CHN] (+3)
26. Dionysius Hayom RUMBAKA [INA] (+1)
31. Andre Kurniawan TEDJONO [INA] (+1)
93. Andreas ADITYAWARMAN [INA] (+1)
96. Tommy SUGIARTO [INA] (-3)

Women's Singles
1. Yihan WANG [CHN]
2. Lin WANG [CHN]
3. Xin WANG [CHN]
4. Yanjiao JIANG [CHN]
5. Saina NEHWAL [IND] (+2)
6. Hongyan PI [FRA] (-1)
7. Lan LU [CHN] (-1)
8. Mi ZHOU [HKG]
9. Shixian WANG [CHN]
10. Tine RASMUSSEN [DEN]
11. Juliane SCHENK [GER]
12. Jie YAO [NED]
13. Salakjit PONSANA [THA] (+1)
14. Eriko HIROSE [JPN] (+3)
15. Seung Hee BAE [KOR] (+1)
16. Pui Yin YIP [HKG] (-3)
17. Petya NEDELCHEVA [BUL] (-2)
18. Maria Febe KUSUMASTUTI [INA] (+4)
19. Chen WANG [HKG] (+4)
20. Ai GOTO [JPN] (+4)
24. Adriyanti FIRDASARI [INA] (-3)
31. Fransisca RATNASARI [INA] (-1)
53. Maria Kristin YULIANTI [INA] (+2)
86. Lindaweni FANETRI [INA] (+3)

Men's Doubles
1. Kien Keat KOO/Boon Heong TAN [MAS]
2. Markis KIDO/Hendra SETIAWAN [INA] (+1)
3. Jae Sung JUNG/Yong Dae LEE [KOR] (-1)
4. Mathias BOE/Carsten MOGENSEN [DEN]
5. Zhendong GUO/Chen XU [CHN] (+2)
6. Yun CAI/Haifeng FU [CHN] (-1)
7. Alvent Yulianto CHANDRA/Hendra Aprida GUNAWAN [INA] (-1)
8. Lars PAASKE/Jonas RASMUSSEN [DEN] (+2)
9. Tan Fook CHOONG/Wan Wah LEE [MAS]
10. Hung Ling CHEN/Yu Lang LIN [TPE] (-2)
11. Anthony CLARK/Nathan ROBERTSON [ENG] (+1)
12. Howard BACH/Tony GUNAWAN [USA] (-1)
13. Teik Chai GAN/Bin Shen TAN [MAS] (+3)
14. Jiaming TAO/Junjie SUN [CHN]
15. Yonathan Suryatama DASUKI/Rian SUKMAWAN [INA]
16. Biao CHAI/Nan ZHANG [CHN] (+5)
17. Hirokatsu HASHIMOTO/Noriyasu HIRATA [JPN]
18. Mohd Zakry ABDUL LATIF/Mohd Fairuzizuan MOHD TAZARI [MAS] (-5)
19. Rupesh KUMAR/Sanave THOMAS [IND]
20. Hendri Kurniawan SAPUTRA/Hendra WIJAYA [SIN]
21. Muhammad AHSAN/Bona SEPTANO [INA] (-3)
37. Luluk HADIYANTO/Joko RIYADI [INA] (-3)
45. Wifqi WINDARTO/Afiat Yuris WIRAWAN [INA]
47. Fernando KURNIAWAN/Lingga LIE [INA]

Women's Doubles
1. Jing DU/Yang YU [CHN]
2. Jin MA/Xiaoli WANG [CHN]
3. Shu CHENG/Yunlei ZHAO [CHN]
4. Eei Hui CHIN/Pei Tty WONG [MAS]
5. Jung Eun HA/Min Jung KIM [KOR]
6. Mizuki FUJII/Reika KAKIIWA [JPN]
7. Wen Hsing CHENG/Yu Chin CHIEN [TPE]
8. Nitya Krishinda MAHESWARI/Greysia POLII [INA]
9. Valeria SOROKINA/Nina VISLOVA [RUS] (+3)
10. Shendy Puspa IRAWATI/Meiliana JAUHARI [INA] (+1)
11. Petya NEDELCHEVA [BUL]/Anastasia RUSSKIKH [RUS] (+4)
12. Miyuki MAEDA/Satoko SUETSUNA [JPN] (+11)
13. Savitree AMITAPAI/Vacharaporn MUNKIT [THA] (+3)
14. Helle NIELSEN/Marie ROPKE [DEN]
15. Hyo Jung LEE/Kyung Won LEE [KOR] (-5)
16. Lena FRIER KRISTIANSEN/Kamilla RYTTER JUHL [DEN] (-3)
17. Shizuka MATSUO/Mami NAITO [JPN] (+3)
18. Ling GAO/Yili WEI [CHN]
19. Tingting ZHAO/Yawen ZHANG [CHN] (-10)
20. Duanganong AROONKESORN/Kunchala VORAVICHITCHAIKUL [THA] (-3)
29. Anneke Feinya AGUSTIN/Annisa WAHYUNI [INA] (-2)
63. Vita MARISSA/Nadya MELATI [INA] (-1)
65. Vita MARISSA [INA]/Mona SANTOSO [USA] (-1)
68. Pia Zebadiah BERNADET/Debby SUSANTO [INA]
79. Komala DEWI/Nurvita KESHYA HANADIA [INA]
88. Nadya MELATI/Devi Tika PERMATASARI [INA]

Mixed Doubles
1. Nova WIDIANTO/Liliyana NATSIR [INA]
2. Yong Dae LEE/Hyo Jung LEE [KOR]
3. Bo ZHENG/Jin MA [CHN]
4. Hanbin HE/Yang YU [CHN]
5. Hendra Aprida GUNAWAN/Vita MARISSA [INA] (+1)
6. Thomas LAYBOURN/Kamilla RYTTER JUHL [DEN] (-1)
7. Robert MATEUSIAK/Nadiezda KOSTIUCZYK [POL] (+3)
8. Joachim FISHER NIELSEN/Christina PEDERSEN [DEN]
9. Sudket PRAPAKAMOL/Saralee THOUNGTHONGKAM [THA] (-2)
10. Diju V/Jwala GUTTA [IND] (-1)
15. Devin Lahardi FITRIAWAN/Lita NURLITA [INA] (-2)
18. Fran KURNIAWAN TENG/Pia Zebadiah BERNADET [INA] (+1)
37. Tantowi AHMAD/Richi Puspita DILLI [INA]
40. Flandy LIMPELE [INA]/Wen Hsing CHENG [TPE]
44. Muhammad RIJAL/Debby SUSANTO [INA] (-1)
78. Okvana VIKI INDRA/Gustiani SARI MEGAWATI [INA]
80. Flandy LIMPELE [INA]/Anastasia RUSSKIKH [RUS] (-31)
98. Flandy LIMPELE/Vita MARISSA [INA] (-2)

Babak kedua swiss super series


Tunggal Putra
Du Pengyu [CHN] - Kenichi Tago [JPN] 21-12 21-18
Hu Yun [HKG] - Dicky Palyama [NED] 10-21 21-11 21-13
Chen Jin [CHN][3] - Joachim Persson [DEN] 21-19 21-11
Nguyen Tien Minh [VIE][7] - Carl Baxter [ENG] 21-18 21-13
Chen Long [CHN][8] - Dionysius Hayom Rumbaka [INA] 21-12 17-21 21-15
Kazushi Yamada [JPN][PFQ] - Taufik Hidayat [INA][4] 21-15 21-12
Peter Hoeg Gade [DEN][5] - Park Sung Hwan [KOR] 21-15 21-16
Lin Dan [CHN][2] - Shon Wan Ho [KOR][Q] 21-11 21-14

Tunggal Putri
Yip Pui Yin [HKG] - Wang Yihan [CHN][1] 21-17 24-22
Wang Shixian [CHN][6] - Wang Chen [HKG] 21-14 21-15
Lu Lan [CHN][4] - Eriko Hirose [JPN] 21-15 21-13
Ella Diehl [RUS] - Jeanine Cicognini [SUI] 21-19 21-17
Bae Youn Joo [KOR] - Kim Moon Hi [KOR] 22-20 21-17
Pi Hongyan [FRA][3] - Ai Goto [JPN] 21-19 21-18
Juliane Schenk [GER][3] - Bae Seung Hee [KOR] 16-21 22-20 21-16
Jiang Yanjiao [CHN][2] - Chen Hsiao Huan [TPE][Q] 21-16 21-5

Ganda Putra
Koo Kien Keat/Tan Boon Heong [MAS][1] - Rasmus Bonde/Simon Mollyhus [DEN] 21-15 21-11
Kim Ki Jung/Shin Baek Cheol [KOR] - Baptiste Careme/Sylvain Grosjean [FRA][PFQ] 21-13 21-16
Mathias Boe/Carsten Mogensen [DEN][4] - Hiroyuki Endo/Yoshiteru Hirobe [JPN][Q] 21-15 21-19
Guo Zhendong/Xu Chen [CHN][6] - Naoki Kawamae/Shoji Sato [JPN] 21-14 21-19
Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata [JPN] - Adam Cwalina/Michal Logosz [POL] Walkover
Chen Hung Ling/Lin Yu Lang [TPE] - Cho Gun Woo/Kwon Yi Goo [KOR] 21-16 21-10
Lars Paaske/Jonas Rasmussen [DEN][8] - Michael Fuchs/Ingo Kindervater [GER] 21-8 21-13
Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong [KOR] - Jung Jae Sung/Lee Yong Dae [KOR][2] 17-21 22-20 25-23

Ganda Putri
Chin Eei Hui/Wong Pei Tty [MAS][1] - Samantha Barning/Eefje Muskens [NED] 21-15 21-17
Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna [JPN][5] - He Tian Tang/Renuga Veeran [AUS][PFQ] 21-14 21-17
Petya Nedelcheva [BUL] - Anastasia Russkikh [RUS][4] - Shizuka Matsuo/Mami Naito [JPN] 23-21 17-21 21-19
Ha Jung Eun/Lee Kyung Won [KOR][8] - Chang Hsin Yun/Pei Rong Wang [TPE] 17-21 21-16 21-10
Du Jing/Pan Pan [CHN][6] - Emelie Lennartsson/Emma Wengberg [SWE] 21-13 21-17
Chen Wen Hsing/Chien Yu Chin [TPE][3] - Jang Ye Na/Yoo Hyun Young [KOR] 21-12 18-21 21-14
Tian Qing/Yu Yang [CHN][7] - Laura Choinet/Weny Rahmawati [FRA] 21-5 21-6
Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa [JPN][2] - Gabrielle White/Jenny Wallwork [ENG] 21-12 16-21 21-14

Ganda Campuran
Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing [TPE] - Zheng Bo/Ma Jin [CHN][1] 21-14 21-16
Shin Baek Cheol/Yoo Hyun Young [KOR] - Ko Sung Hyun/Ha Jung Eun [KOR][8] 19-21 21-9 21-19
Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl [DEN][3] - Dave Khodabux/Samantha Barning [NED][PFQ] 21-4 21-8
Zhang Nan/Tian Qing [CHN] - Hirokatsu Hashimoto/Mizuki Fujii [JPN] 21-16 21-11
Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk [POL][7] - Lee Sheng Mu/Chien Yu Chin [TPE] 21-19 21-11
Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung [KOR] - Ingo Kindevater/Brigit Overzier [GER] 21-15 21-13
Tao Jiaming/Zhang Yawen [CHN][5] - Nathan Robertson/Jenny Wallwork [ENG] 21-15 21-11
Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung [KOR][2] - Koo Kien Keat/Wong Pei Tty [MAS] 21-13 22-20 






Putri-Putri PB Djarum Dominasi 10 Besar Nasional

Selain berkontribusi pada sektor putra, PB Djarum terbukti masih terus melanjutkan kontribusinya dalam membentuk putri-putri bangsa yang mumpuni dalam area bulutangkis. Sebanyak 70 persen dari daftar 10 besar rilisan PB PBSI di tunggal putri dewasa nasional dan 45 persen di sektor ganda putri dewasa nasional diduduki oleh putri-putri PB Djarum maupun lulusan PB Djarum saat ini.

Beberapa nama tentunya sudah tak asing lagi di telinga para penggemar bulutangkis. Dari sektor tunggal putri terdapat nama Maria Kristin Yulianti, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 dan Maria Febe Kusumastuti yang menjuarai Australia Open Grand Prix 2009 serta menjadi runner up Kejurnas Januari silam serta New Zealand Open Grand Prix 2009.

Tentu saja tidak terlewatkan pula adalah harapan masa depan bangsa asal PB Djarum, Ana Rovita dan Febby Angguni yang walaupun belum genap berusia 20 tahun, mereka telah mengumpulkan sederet prestasi yang memampukan mereka merangsek masuk ke 10 besar nasional.

Febby adalah juara Sirnas Balikpapan 2010, dan sepanjang tahun 2009 ia mengoleksi banyak gelar juara, di antaranya Sirnas Sulawesi-Maluku-Papua, Sirnas Mutiara Cup, Jakarta Open, Surabaya Cup, dan Auckland International. Ana sendiri adalah juara Taruna di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2009 dan Sirkuit Nasional (Sirnas) Jakarta 2009, selain juga adalah runner-up kategori Dewasa di Sirnas Sulawesi-Maluku-Papua 2009, Sirnas Bali Indonesia Timur 2009, dan Sirnas Mutiara Cup 2009. Sedangkan,

Dari sektor ganda putri, tentunya para penggemar bulutangkis Indonesia mengenal pasangan Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari yang telah bersinar jauh sebelum mereka bergabung dengan Pelatnas. Shendy/Meiliana sekarang menjadi salah satu tombak utama Pelatnas.

Selain Shendy/Mei, ada pula Annisa Wahyuni dan Debby Susanto yang telah menghuni Pelatnas tetapi mendapatkan pasangan lain. Annisa saat ini berada di peringkat tiga nasional bersama Anneke Feinnya Agustine, sedangkan Debby berada di peringkat enam nasional bersama Pia Zebadiah Bernadeth.

Deretan para putri PB Djarum di peta utama laga bulutangkis Indonesia ini menunjukkan bagaimana PB Djarum secara berkesinambungan terus mempersiapkan dan menuai bibit-bibit unggul di sektor yang selama ini terlihat sulit berkembang. Inilah para putri yang akan melanjutkan perjuangan senior mereka seperti Ivana Lie, Minarti Timur, maupun Yuli Kartika yang telah lebih dahulu menyerukan nama Indonesia dengan lantang di ranah bulutangkis internasional pada generasi sebelumnya. Dengan berada di peringkat 10 besar nasional, bukan berarti perjuangan mereka telah berakhir. Sebaliknya, mereka akan semakin membutuhkan dukungan untuk dapat pula bersuara lantang di dunia bulutangkis internasional, karena pada bahu merekalah Indonesia menumpukan harapannya.

Inilah para putri PB Djarum di 10 besar nasional:

Tunggal Putri:
1. Maria Febe Kusumastuti*
2. Maria Kristin Yulianti*
3. Fransiska Ratnasari
4. Maria Elfira Christina
5. Rosaria Yusfin Pungkasari
6. Febby Angguni
7. Ana Rovita

Ganda Putri:
1. Meiliana Jauhari* / Shendy Puspa Irawaty*
2. Annisa Wahyuni* (bersama Anneke Feinnya Agustine)
3. Komala Dewi* (bersama Keshya Hanadia Nurvita)
4. Debby Susanto* (bersama Pia Zebadiah Bernadeth)
5. Cisita Joity Jansen / Delies Yuliana
6. Jenna Gozali / Rufika Olivta

Keterangan (*) : Bergabung di Pelatnas

Malaysia Ingin Jadi Negara Utama Bulu Tangkis

KUALA LUMPUR, Kompas.com - Pemerintah Malaysia mencanangkan keinginan negaranya untuk menjadi kekuatan utama bulu tangkis dunia dengan mendirikan akademi bulu tangkis.

"Jika kita tidak segera menjalankan pengembangan sistematis dalam olah raga ini, kita akan kehabisan para pemain berkualitas di masa mendatang," kata Najib.

Najib mengatakan pemerintah tengah mencari lokasi yang cocok dan akan membicaraknya bersama asosiasi bulu tangkis Malaysia (BAM). Najib juga mengatakan pemerintah akan menyediakan 600 ribu dolar AS untuk bonus kepada pelatih dan pemain.

Peningkatan dana ini diumumkan setelah tunggal putera utama dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei meraih gelar juara di turnamen bulu tangkis All England Super Series. Chong Wei mengembalikan tradisi lama Malaysia yang pernah menjadi juara jaman Wong Peng Soon, Eddy Choong pada 1950-an, Tan Aik Huang pada 1960-an dan Muhammad Hafizh Hashim.

Malaysia pernah menjadi juara Piala Thomas antara 1949-1955 saat masih bernama Malaya. Dengan nama Malaysia mereka merebutnya pada 1967 dan 1992. Keduanya dengan mengalahkan Indonesia di final.

China kini mendominasi bulu tangkis dunia menggeser kekuatan lama seperti Indonesia, Malaysia dan Denmark.


Rabu, 17 Maret 2010

infooo,,,,swiss

Swiss Super Series Hanya Taufik & Hayom yang Bertahan !

Jakarta - Dua ganda putra Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan dan Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan secara mengejutkan langsung tersingkir pada putaran pertama Swiss Terbuka Super Series.

Menurut laman resmi turnamen, dalam pertandingan yang digelar di St.Jakobshalle, Basel, Kamis dinihari WIB, unggulan ketiga Kido/Hendra yang pekan lalu mencapai semifinal All England, kalah dari ganda Taiwan Chen Hung Ling/Lin Yu Lang 19-21, 18-21.

Kido/Hendra yang unggul dalam smes dan permainan di depan net dibanding lawan mereka, tertinggal sejak awal pertandingan hingga menyerah dalam waktu 26 menit.

Sedangkan Alvent/Hendra AG yang menjadi unggulan kelima menyerah kepada pasangan Polandia Adam Cwalina/Michal Logosz 19-21, 17-21.

Sementara itu, unggulan keempat tunggal putra Taufik Hidayat dipaksa bermain tiga game oleh pebulutangkis Ukraina Dmytro Zavadsky sebelum meraih kemenangan 21-18, 19-21, 21-12.

Pada babak 16 besar, juara Olimpiade Athena 2004 itu akan menghadapi pemain Jepang Kazushi Yamada yang menang setelah lawannya Hsieh Yu Hsing asal Taiwan tidak melanjutkan pertandingan saat Yamada memimpin 21-11, 11-3.

Pemain Indonesia lainnya yang masih bertahan adalah Dionysius Hayom Rumbaka yang menang 21-14, 21-16 atas Eric Pang dari Belanda. Ia akan memperebutkan tempat di babak delapan besar dengan unggulan delapan asal China Chen Long yang menang mudah atas Christian Boesiger 21-11, 21-9.

Taufik yang saat ini menempati peringkat tiga dunia dan Hayom berpeluang bertemu di perempatfinal jika keduanya memenangi pertarungan dengan lawan-lawan mereka di babak 16 besar.


Swiss Terbuka Super Series Sayang, Maria Febe Langsung Tersingkir

JAKARTA, Kompas.com - Maria Febe Kusumastuti langsung tersingkir di babak pertama turnamen bulu tangkis Swiss Terbuka Super Series, Rabu (17/3/10). Dalam pertarungan berdurasi 59 menit di St Jakobshalle, Basel, tunggal putri Pelatnas Cipayung yang membawa bendera PB Djarum Kudus ini menyerah 21-17, 17-21, 16-21 dari pemain Rusia Ella Diehl.

Dengan demikian, Indonesia tak punya wakil lagi di sektor putri yang tampil pada turnamen berhadiah 200.000 dollar AS ini. Pasalnya, Maria Febe merupakan satu-satunya pemain dari Tanah Air yang tampil di babak utama, setelah sehari sebelumnya Gustiani Megawati yang selama ini tinggal di Republik Ceko, tersingkir di babak kualifikasi.

Di kejuaraan ini, Indonesia total mengirim lima wakil. Selain Maria Febe, ada dua tunggal putra Dionysius Hayom Rumbaka yang sudah meraih tiket ke babak kedua setelah menang 21-14, 21-16 atas pemain Belanda Eric Pang serta unggulan empat Taufik Hidayat, juga dua pasang ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan dan Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan.

Maria Febe mengawali pertandingan ini dengan meyakinkan. Di set pertama, dia berhasil memenangkan duel yang berlangsung ketat karena setelah terjadi kejar-mengejar poin, Maria Febe bisa menjauh selepas skor 14-14 hingga menang 21-17.

Di set kedua, Maria Febe tampaknya bakal meraih tiket ke putaran kedua karena dia langsung melejit untuk unggul 6-2. Sayang, perolehan poinnya tertahan sehingga Diehl bisa mengejar dan menyamakannya menjadi 7-7. Dari sinilah, pemain Rusia tersebut mulai menjauh dan tak tersentuh lagi oleh Maria Febe hingga menang 21-17, sekaligus memaksa rubber set.

Pada game terakhir, Maria Febe kembali memimpin di awal dengan skor 6-1. Inkonsistensi tunggal kedua di Pelatnas Cipayung ini membuat Diehl kembali mendapat kesempatan untuk mengejar, bahkan langsung balik memimpin. Setelah tertinggal 6-8, Diehl meraup enam poin beruntun untuk memimpin 12-8. Meskipun Maria Febe sempat menyamakannya pada kedudukan 15-15, tetapi Diehl kembali menjauh hingga menang 21-16, dan melangkah ke babak selanjutnya.

Pada babak kedua, Kamis (18/3/10), Diehl akan menghadapi pemenang duel antara pemain kualifikasi asal Inggris Elizabeth Cann atau pemain Swiss Jeannine Cicognini.

Swiss Terbuka Super Series: Megawati Gagal Lewati Kualifikasi

JAKARTA, Kompas.com - Pemain Indonesia Gustiani Megawati gagal melanjutkan kiprahnya di ajang Swiss Terbuka Super Series. Tunggal putri Tanah Air yang selama ini tinggal di Republik Ceko, tak mampu melewati adangan pemain Ukraina Elena Prus, dalam pertarungan kualifikasi di nomor tunggal putri.

Dalam pertandingan di St Jakobshalle, Basel, Selasa (16/3/10), Mega menyerah dua set langsung 19-21, 19-21 dari Prus yang merupakan unggulan keempat di kualifikasi. Meskipun menang, Prus masih harus melakoni satu pertandingan kualifikasi melawan pemain Taiwan Chen Hsiao Huan, untuk memperebutkan tiket babak utama turnamen berhadiah 200.000 dollar AS tersebut. Pada babak pertama, Rabu (17/3), pemenang kualifikasi dua ini akan bertemu dengan pemain Jerman Nicole Grether.

Pada duel yang hanya berlangsung 31 menit ini, Mega menemui kesulitan besar untuk menaklukkan lawan. Pada set pertama, dia tak pernah bisa memimpin perolehan poin, kecuali hanya satu kali menyamakannya pada kedudukan 18-18. Sejak awal, Prus terus berada di depan sampai memenangkannya dengan 21-18.

Di set kedua, Mega sempat menguak harapan untuk menyamakan skor karena dia langsung melejit dan jauh meninggalkan Prus. Mengawalinya dengan keunggulan 4-0, Mega terus menjauh hingga kedudukan 9-3.

Sayang, setelah itu perolehan poinnya terhenti sehingga Prus bisa menyusul. Lima poin beruntun yang diraih pemain Ukraina tersebut membuat dia bisa memangkas selisih angka menjadi 8-9, untuk membuat duel berlangsung ketat.

Setelah menyamakannya menjadi 11-11, Prus mengambilalih permainan dan balik memimpin. Meskipun Mega sempat mengejar hingga unggul 16-15, tetapi Prus kembali melewati perolehan poin Mega dan menahan pemain Indonesia itu di angka 19.

Dengan kegagalan di nomor tunggal putri ini, maka Mega tinggal berharap pada sektor ganda campuran. Berpasangan dengan Viki Indra Okvana, mereka berhasil melewati kualifikasi pertama setelah menang 21-9, 21-16 atas pasangan tuan rumah Florian Schmid/Ennia Biedermann. Selanjutnya, Viki/Mega akan menghadapi pasangan Jepang Naoki Kawamae/Shizuka Matsuo, untuk memperebutkan tiket ke babak utama.

Di babak utama besok, pemenang duel kualifikasi dua ini akan menghadapi lawan yang sangat tangguh. Pasalnya, mereka akan menghadapi pasangan China Zhang Nan/Qing Tian--Zhang Nan baru saja menjuarai All England akhir pekan lalu, ketika berpasangan dengan Zhao Yunlei. Di final mereka kalahkan pasangan Indonesia Nova Widianto/Liliyana Natsir.

Mega dan Viky merupakan atlet bulu tangkis Indonesia yang saat ini melatih para pemain bulu tangkis di klub bulu tangkis Kota Benatky, Republik Ceko. Klub bulu tangkis Benatky dipimpin oleh Petr Martinek, mantan pemain bulu tangkis nasional Ceko. Klub ini merupakan salah satu yang terbaik di Republik Ceko.

Mega dan Viki dikontrak oleh klub tersebut sampai akhir April 2010. Selama di Republik Ceko, mereka diperbolehkan bermain atas nama klub maupun membawa nama Indonesia. Dan, di Swiss Terbuka ini Mega dan Viki membawa nama Indonesia

Kido/Hendra Ingin Bangkit di Swiss



JAKARTA (Suara Karya): Ganda putra terbaik Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan, bertekad bangkit merebut hasil terbaik di turnamen Swiss Open Super Series yang berlangsung di Basel, 16-21 Maret ini. Target itu dipasang setelah mereka gagal mewujudkan impian merebut gelar juara pada turnamen All England Super Series yang baru selesai pekan lalu, di mana pasangan yang sudah berstatus atlet nonpelatnas ini tersingkir di semifinal setelah dipaksa takluk oleh pasangan Denmark, Lars Paaske/Jonas Rasmussen, yang akhirnya menjadi juara.

"Kami harus mendapatkan hasil terbaik kali ini. Sebab, kemenangan itu akan meningkatkan semangat kami saat membela Indonesia di Piala Thomas," ujar Markis, kemarin.

Di Swiss ini, kedua pemain tersebut punya kesempatan balas dendam dan menghapus kekecewaan pada turnamen bergengsi itu.

Di kejuaraan berhadiah 200.000 dolar AS ini Kido/ Hendra menjadi unggulan ketiga. Pada babak pertama, pasangan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 tersebut bertemu dengan pasangan Taiwan, Chen Hung Ling/Lin Yu Lang. Jika lolos, mantan pemain pelatnas ini bakal menemui hambatan yang cukup besar karena akan bertemu pemenang antara Cho Gun Woo/Kwon Yi Goo (Korsel) dan Chai Biao/ Zhang Nan (China).

Pada turnamen ini juga pasangan nonpelatnas lainnya, Alven/Hendra AG, yang merupakan unggulan kelima, akan mengawali perjuangannya melawan pasangan Polandia, Adam Cwalina/Michal Logosz. Apabila pasangan Indonesia yang pekan lalu langsung tersingkir di babak pertama All England (kalah dari Chai Biao/Zhang Nan) tersebut maju, maka mereka akan bertemu dengan pemenang duel Kristof Hopp/Johannes Schoettler (Jerman) vs Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata (Jepang).

Sayang, hanya satu dari dua pasangan Indonesia tersebut yang bisa lolos ke semifinal. Pasalnya, berdasarkan hasil undian, mereka sudah harus saling "membunuh" di perempatfinal--dengan asumsi bisa mengalahkan lawan-lawannya di dua babak pertama.

Sedangkan dari sektor lainnya, Indonesia tidak bisa berharap banyak. Ini tidak lain karena tidak banyak pemain Merah Putih yang ambil bagian. Selain dua pasangan ganda itu, Indonesia hanya memiliki tiga pemain yang turut serta, yaitu Taufik Hidayat dan Dionysius Hayom Rumbaka di sektor tunggal putra, serta Maria Febe Kusumastuti di nomor tunggal putri.

Melihat peta kekuatan yang ada, Taufik, yang juga gagal mewujudkan keinginan terbesarnya untuk meraih gelar di All England setelah disingkirkan Peter Gade di perempatfinal, tetap menjadi andalan.

Peluang unggulan keempat tersebut untuk maju ke perempatfinal sangat besar, karena di babak pertama dia hanya melawan pemain kualifikasi, dan selanjutnya menghadapi pemenang antara Andrew Smith (Inggris) vs Hsieh Yu Hsing (Taiwan).

Perjalanan sulit bakal dilewati Hayom. Satu-satunya tunggal putra dari pelatnas yang ambil bagian tersebut, mengawali perjuangannya melawan pemain Belanda, Eric Pang, sebelum bertemu pemenang antara unggulan delapan dari China Chen Long vs pemain tuan rumah Christian Boesiger.

Seperti halnya di sektor ganda putra, di nomor tunggal putra ini pun akan terjadi "perang saudara" lebih awal. Jika Taufik dan Hayom sama-sama lolos, maka mereka akan bertemu di perempatfinal. Dengan demikian, bisa dipastikan hanya satu wakil Indonesia yang lolos ke semifinal jika tidak ada aral melintang.

Sedangkan untuk sektor tunggal putri, Maria Febe harus siap-siap bertarung all-out menghadapi juara All England, Tine Rasmussen. Jika berhasil melewati hadangan pemain Rusia, Ella Diehl, di babak pertama, maka tunggal putri Pelatnas Cipayung tersebut berpeluang besar bertemu Rasmussen karena pemain Denmark, yang menjadi unggulan tujuh, itu diprediksi takkan kesulitan mengalahkan pemain Swiss, Jeannine Cicognini.
Hayom dan Febe Bisa Lewati Babak Pertama
Senin, 15 Maret 2010 | 17:38 WIB
AFP/BEN STANSALL

SEMARANG, Kompas.com - Pengurus PB Djarum Kudus yakin, pebulu tangkis Dionysius Hayom Rumbaka dan Maria Febe Kusumastuti bisa melewati babak pertama turnamen bulu tangkis Swiss Terbuka Super Series, 16-21 Maret 2010.

Ketua PB Djarum Kudus FX Supandji yang mengatakan hal tersebut. Menurutnya, Hayom dan Maria Febe punya peluang besar untuk kalahkan lawannya di babak pertama.

Hayom yang kini tercatat sebagai pebulu tangkis pelatnas sejak Januari 2010, akan mengawali perjuangannya melawan pemain Belanda, Eric Pang.

"Kalau lawan Pang, saya yakin Hayom bisa mengalahkannya," ucapnya, Senin (15/3/10).

Kemudian pada babak kedua, Hayom akan menghadapi pemenang antara unggulan kedelapan dari China, Chen Long melawan atlet tuan rumah, Christian Boesiger.

"Saya yakin Chen Long akan menang dan bertemu Hayom di babak kedua," katanya.

Menurut dia, kalau melawan Chen Long, peluangnya fifty-fifty. "Saya berharap, Hayom tetap tampil dengan gaya permainanya yang dimiliki selama ini," ujarnya berharap.

Sementara itu pebulu tangkis tunggal putri, Maris Febe, pada babak pertama bertemu atlet Rusia, Ella Diehl. "Saya kira kalau lawan Rusia, tidak masalah dan Febe pasti bisa mengatasinya," tuturnya.

Hanya, pada babak kedua akan bertemu juara All England 2010, Tine Rasmussen, jika pebulu tangkis Denmark ini bisa mengalahkan atlet tuan rumah, Jeannine Cicognini.

"Saya kira memang peluang Febe cukup berat menghadapi Tine, tetapi kami berharap Febe jangan menyerah terlebih dulu. Mudah-mudahan Febe bisa membuat kejutan saat melawan Tine," ucapnya.

Ia menambahkan, sebenarnya kedua pebulu tangkis tersebut tercatat sebagai penghuni pelatnas, tetapi saat tampil pada turnamen berhadiah 200.000 dollar AS ini, mereka berangkat atas nama Djarum Kudus karena klub ini yang membiayainya.

Menurut dia, saat didaftarkan sebegai perserta Swiss Terbuka, dua pemain itu masih berstatus sebagai atlet Djarum Kudus karena saat didaftarkan ini surat penunjukkan pelatnas belum turun.

Ayo Balas di Swiss!

JAKARTA, Kompas.com - Markis Kido/Hendra Setiawan baru saja gagal mewujudkan impiannya menjadi juara di turnamen klasik All England Super Series. Perjalanan mereka terhenti di semifinal akhir pekan lalu, karena menyerah dari pasangan Denmark Lars Paaske/Jonas Rasmussen, yang akhirnya menjadi juara.

Namun perjuangan tak berakhir di sini. Kido/Hendra punya kesempatan membalas sekaligus menghapus kekecewaannya saat tampil di turnamen Swiss Terbuka Super Series pekan ini.

Ya, dari London, pasangan terbaik Indonesia tersebut melanjutkan perjalanannya ke Swiss. Kali ini, mereka akan terjun ke turnamen Swiss Terbuka Super Series yang mulai bergulir 16-21 Maret di St Jakobshalle, Basel, bersama dengan pasangan non Pelatnas Cipayung lainnya, Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan.

Di kejuaraan berhadiah 200.000 dollar AS ini, Kido/Hendra menjadi unggulan ketiga. Pada babak pertama, pasangan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 tersebut bertemu dengan pasangan Taiwan Chen Hung Ling/Lin Yu Lang. Jika lolos, mantan pemain Pelatnas ini bakal menemui hambatan yang cukup besar, karena akan bertemu pemenang antara Cho Gun Woo/Kwon Yi Goo (Korsel) atau Chai Biao/Zhang Nan (China).

Sementara itu, Alvent/Hendra AG yang merupakan unggulan kelima akan mengawali perjuangannya melawan pasangan Polandia Adam Cwalina/Michal Logosz. Apabila pasangan Indonesia yang pekan lalu langsung tersingkir di babak pertama All England (kalah dari Chai Biao/Zhang Nan) tersebut maju, maka mereka bertemu dengan pemenang duel Kristof Hopp/Johannes Schoettler (Jerman) vs Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata (Jepang).

Sayang, hanya satu dari dua pasangan Indonesia tersebut yang bisa lolos ke semifinal. Pasalnya, berdasarkan hasil undian, mereka sudah harus saling "membunuh" di perempat final--dengan asumsi bisa mengalahkan lawan-lawannya di dua babak pertama.

Taufik tetap jadi andalan

Dalam turnamen ini, Indonesia tidak banyak mengirimkan wakilnya. Selain dua pasangan di sektor ganda putra tersebut, masih ada tiga pemain lagi dari Tanah Air yang ambil bagian, yaitu Taufik Hidayat dan Dionysius Hayom Rumbaka di sektor tunggal putra, serta Maria Febe Kusumastuti di nomor tunggal putri.

Melihat peta kekuatan yang ada, Taufik yang juga gagal mewujudkan keinginan terbesarnya untuk meraih gelar di All England setelah disingkirkan Peter Gade di perempat final, tetap menjadi andalan.

Peluang unggulan keempat tersebut untuk maju ke perempat final sangat besar, karena di babak pertama dia hanya melawan pemain kualifikasi, dan selanjutnya menghadapi pemenang antara Andrew Smith (Inggris) vs Hsieh Yu Hsing (Taiwan).

Perjalanan sulit bakal dilewati Hayom. Satu-satunya tunggal putra dari Pelatnas yang ambil bagian tersebut, mengawali perjuangannya melawan peman Belanda Eric Pang, sebelum bertemu pemenang antara unggulan delapan dari China Chen Long vs pemain tuan rumah Christian Boesiger.

Seperti halnya di sektor ganda putra, di nomor tunggal putra ini pun akan terjadi "perang saudara" lebih awal. Jika Taufik dan Hayom sama-sama lolos, maka mereka akan bertemu di perempat final. Dengan demikian, bisa dipastikan hanya satu wakil Indonesia yang lolos ke semifinal jika tidak ada aral melintang.

Sedangkan untuk sektor tunggal putri, Maria Febe harus siap-siap bertarung all-out menghadapi juara All England, Tine Rasmussen. Jika berhasil melewati adangan pemain Rusia Ella Diehl di babak pertama, maka tunggal putri Pelatnas Cipayung tersebut berpeluang besar bertemu Rasmussen, karena pemain Denmark yang menjadi unggulan tujuh itu diprediksi takkan kesulitan mengalahkan pemain Swiss Jeannine Cicognini.