Sabtu, 20 Februari 2010

Mereka-reka Peluang Lolos Tim Uber Indonesia dari Babak Kualifikasi

Cukup Kalahkan Thailand, tapi Tak Mudah

SEMINGGU ke depan menjadi saat-saat menentukan bagi perjalanan tim Thomas dan Uber Indonesia yang akan berjuang memperebutkan tiket final di Malaysia pada Mei mendatang. Hasil latihan keras di pusat pelatihan bulu tangkis Cipayung akan diuji di Nakorn Ratchasima, Thailand, 21-28 Februari.

Untuk tim Thomas, mungkin, tak ada yang perlu dicemaskan. Paling apes, Indonesia menjadirunner-up dan tiket lolos otomatis akan tergenggam. Bahkan, bukan tidak mungkin, Indonesia bisa menjuarai kualifikasi zona Asia tersebut.

Tapi, bagaimana dengan tim Uber? Berada di grup X bersama Korea Selatan, Thailand, Sri Lanka, dan Singapura menjadi beban tersendiri bagi Maria Kristin Yulianti dkk. Sebenarnya, berat sekali juga tidak. Menilik kekuatan lawan, untuk bisa lolos, Indonesia cukup berkonsentrasi dan berjuang habis-habisan dengan mengalahkan satu tim, tuan rumah Thailand. Bila menang, tugas "selesai".

Dengan menempati posisi runner-up grup X, hampir pasti tiket putaran final bakal berada dalam genggaman. Sebab, dari zona Asia ada tiga tim yang bakal lolos langsung ke Malaysia melalui kualifikasi. Jika pada semifinal melawan juara grup Y (kemungkinan Jepang atau Hongkong) kalah, peluang tetap terbuka. Sebab, masih ada playoff dengan peringkat empat zona Eropa (negara mana pun, 99 persen akan bisa disingkirkan Indonesia). Apalagi, bila penentuannya berdasar ranking dunia terakhir per 4 Maret.

Mengapa demikian? Mengalahkan Singapura dan Sri Lanka bukan pekerjaan sulit bagi srikandi-srikandi Indonesia. Sebaliknya, untuk mengalahkan Korsel, nyaris mustahil. Berpatokan pada ranking dunia terakhir, pemain-pemain Indonesia kalah cukup jauh oleh para pemain Negeri Ginseng tersebut.

Kemungkinan Indonesia hanya mampu mencuri satu poin dari tunggal ketiga bila posisi itu ditempati Maria Kristin. Selebihnya, sulit. Meski demikian, tak tertutup kemungkinan bakal terjadi kejutan.

Dengan begitu, jelas Indonesia tak mungkin mampu merebut juara grup. Harapan paling realistis adalah merebut posisi kedua dengan main habis-habisan lawan Thailand. Kekuatan dua tim itu relatif seimbang. Siapa pun yang menang atau kalah, skor kemungkinan akan 3-2.

Di sini, kesulitan menentukan formasi akan terjadi pada tunggal kedua. Sebab, dua tunggal Thailand cukup kuat (ingat, pada SEA Games 2009 lalu, terjadi final sesama pemain Thailand pada tunggal wanita). Tunggal pertama Indonesia Ardianti Firdasari (peringkat ke-22 dunia) kemungkinan bakal takluk oleh Salakjit Ponsana, tunggal pertama Thailand, peringkat ke-14 dunia.

Peringkat ganda pertama mereka, Duang Anong Aroonkesorn/ Kuchala Voravichitchaikul (ranking ke-14), berada di bawah ganda pertama Indonesia Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (peringkat ke-9). Meski demikian, bukan pekerjaan mudah untuk menundukkan mereka. Apalagi, mereka bermain di depan pendukung sendiri. Peluang mereka 50:50.

Nah, seandainya Indonesia langsung tertinggal 0-2, tunggal kedua yang paling siap diturunkan untuk memperpanjang napas adalah Maria Kristin daripada Maria Febe Kusumastuti. Meski ranking Maria Kristin kini terlempar jauh ke peringkat ke-53, pengalaman dan kemampuannya masih bisa diandalkan untuk membekuk Porntip Buranaprasertsuk, tunggal kedua Thailand, peringkat ke-33 dunia.

Tapi, sangat riskan bila yang diturunkan pada tunggal kedua adalah Maria Febe. Meski berada di peringkat ke-27 dunia, ini merupakan pengalaman pertama pemain kelahiran Boyolali tersebut membela tim Uber. Bila dia juga kalah, habis sudah harapan Indonesia.

Masalahnya, jika Maria Kristin turun di tunggal kedua (dan ganda kedua bisa menang), penentuan berada di tunggal ketiga yang bakal ditempati Aprilia Yuswandari (peringkat ke-144 dunia) yang juga minim pengalaman. Sangat riskan memasang Aprilia pada posisi penentu. Sebab, lawannya adalah Sapsiree Taerattanachai yang berperingkat ke-62 dunia.

Karena itu, sedapat mungkin Indonesia mengambil dua angka dari empat partai awal tanpa harus menurunkan Maria Kristin di tunggal kedua. Maria Kristin bisa jadi kartu truf pada partai terakhir. Sebab, bila itu terjadi, hampir pasti Aprilia akan mampu mengatasi Sapsiree.

Lantas, bagaimana komposisi terbaik tim Uber Indonesia? Berdasar hitungan kasar, Indonesia hampir pasti akan kalah pada tunggal pertama, 50:50 pada ganda pertama, 40:60 pada tunggal kedua (Maria Febe v Porntip), 60:40 pada ganda kedua (Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari, peringkat ke-10 dunia, v Savitree Amitapai/Vacharaporn Munkit, peringkat ke-18 dunia), dan menang pada partai terakhir (Maria Kristin).

Kejelian tim pelatih dan manajer, kekuatan mental pemain, serta faktor keberuntungan bakal sangat berperan. Bagaimana Indonesia bisa menjadikan kemenangan dari peluang yang 50:50 (ganda pertama), 60:40 (ganda kedua), dan syukur-syukur yang 40:60 (tunggal kedua)? Atau, tim pelatih akan membuat kejutan dengan merombak dua atau salah satu pasangan tersebut, seperti yang telah dicoba saat kejurnas di Surabaya?

Sebab, dalam tim masih ada Lilyana Natsir yang sarat pengalaman dan pemain muda Anneke Feinya Agustin. Perlu diingat pula, dua tahun lalu, tim Uber Indonesia sama sekali tak diunggulkan, tapi bisa melaju hingga final. Semoga kesuksesan itu terulang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar