Sabtu, 23 Januari 2010

Peluang Tim Uber Tipis


PBSI HARUS PERCEPAT PROSES REGENERASI
Peluang Tim Uber Tipis
Minggu, 24 Januari 2010 | 05:48 WIB

KOMPAS

JAKARTA, Kompas.com — Peluang tim Uber Indonesia untuk lolos ke putaran final di Malaysia cukup tipis. Para pemain harus benar-benar fokus dan tampil habis-habisan, sedangkan tim pelatih harus memikirkan strategi pemilihan pemain yang tepat untuk mencuri angka.

"Meski tanpa China dan Malaysia, langkah tim Uber kita cukup berat. Kekuatan negara lainnya, seperti Thailand, Taiwan, dan Hongkong, sudah selevel dengan kita, sementara Korea Selatan dan Jepang sudah sedikit unggul di atas kita," ujar mantan pebulu tangkis nasional, Rosiana Tendean, di sela-sela acara pembukaan pusat latihan Candra Wijaya International Badminton Center di Jakarta, Sabtu (23/1/10).

Babak kualifikasi akan dilaksanakan di Nakorn Ratchasima, Thailand, tanggal 21-28 Februari mendatang. Hanya tiga tim terbaik dari kualifikasi Asia yang lolos ke putaran final. Tim urutan keempat kualifikasi harus bersaing dengan tim keempat kualifikasi Eropa berdasarkan peringkat terbaik pemainnya.

China sebagai juara bertahan langsung lolos ke putaran final. Demikian juga dengan Malaysia yang bertindak sebagai tuan rumah pada turnamen yang digelar di Kuala Lumpur, 9-16 Mei mendatang.

Rosiana mengatakan, dari materi yang dimiliki tim Indonesia, tidak ada pemain yang benar-benar menonjol. Dengan demikian, masih sulit dipastikan pemain yang bisa menyumbang angka.

Posisi Indonesia

Menurut Rosiana, hasil SEA Games 2009 di Laos memperlihatkan posisi Indonesia. Selain kalah di nomor beregu, pemain-pemain Indonesia juga tidak banyak bicara di nomor perorangan.

Thailand menjadi ancaman nyata karena punya tiga tunggal yang cukup tangguh. Selain Salakjit Ponsana yang tampil sebagai juara di SEA Games Laos, mereka juga punya juara dunia yunior, Ratchanok Intanon, dan finalis kejuaraan dunia yunior, Porntip Buranaprasertsuk.

Sementara itu, untuk tim Thomas, mantan pelatih ganda putra Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Hery IP, mengatakan, peluang Indonesia cukup terbuka. Dia juga menilai wajar langkah PBSI memanggil beberapa pemain nonpelatnas, seperti Taufik Hidayat, Markis Kido, Hendra Setiawan, dan Alvent Yulianto.

Namun, Hery mengingatkan agar PBSI segera mempercepat proses regenerasi agar tidak kesulitan mendapatkan stok pemain yang bisa diandalkan. "Kalau regenerasi berjalan, tidak akan ada lagi cerita ketergantungan kepada pemain tertentu," katanya.

Hal senada diungkapkan Candra Wijaya. Ia menambahkan, PBSI harus segera introspeksi dengan hengkangnya sejumlah pemain pelatnas.

Dari turnamen Malaysia Terbuka Super Series, satu-satunya wakil Indonesia, Alvent Yulianto/Hendra Aprida, tersisih di babak semifinal. Mereka kalah dari pasangan China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar