Minggu, 24 Januari 2010

Genjot Kualitas Pelatih Upaya PB PBSI Bangkitkan Prestasi Bulu Tangkis Tanah Air

JAKARTA - Prestasi bulu tangkis Indonesia berada di titik terendahnya pada 2009. Indikasinya, di ajang tingkat Asia Tenggara saja, dominasi wakil Merah Putih mulai luntur.

Tak ingin hasil itu berlangsung terus-menerus, PB PBSI merancang program jangka panjang. Salah satunya, melakukan standardisasi kepelatihan nasional. Program itu merupakan hasil musyawarah kerja nasional (mukernas) 2009 pada 23-24 Januari di Jakarta.

"Sebenarnya, program pada 2009 berjalan baik. Namun, ada yang tidak optimal, terutama prestasi," kata Djoko Santoso, ketua umum PB PBSI. Sepanjang 2009, pebulu tangkis Indonesia hanya merebut lima gelar super series, turnamen perorangan paling bergengsi. Padahal, di even itu disediakan 65 gelar. 

Target membawa pulang lima medali emas di SEA Games XXV/2009 Laos juga gagal dipenuhi. Indonesia hanya mampu mendulang empat emas dari even dua tahunan tersebut. Padahal, pada edisi sebelumnya di Thailand, pebulu tangkis Indonesia berhasil memborong tujuh emas.

"Standardisasi kepelatihan menjadi salah satu jalan untuk mengangkat kembali prestasi kami. Karena itu, program ini akan kami matangkan segera agar bisa dijalankan mulai tahun ini," tegas Yacob Rusdianto, Sekjen PB PBSI.

Dia menjelaskan, program itu terbentuk melalui ide PB PBSI dan masukan pengurus provinsi (pengprov) PBSI. Menurut pengprov, masih terdapat jurang yang dalam atas kualitas pembinaan dan sistem kepelatihan antara daerah di Jawa dan kawasan di luar Jawa.

Jurang tersebut membuat kualitas pebulu tangkis Indonesia kurang merata. Para pebulu tangkis dari Jawa memiliki kualitas internasional. Hal sebaliknya terjadi pada pemain-pemain di luar Jawa. Hal itu menimbulkan stigma bahwa stok pebulu tangkis Indonesia hanya terbatas dari Jawa.

"Hal itu memang sangat terasa. Bahkan, di Jawa ada perbedaan yang mencolok antara pebulu tangkis di PB Djarum Kudus, Tangkas dan Jaya Raya Jakarta, serta Suryanaga Surabaya," tutur Yacob.

Karena itu, PB PBSI ingin segera merealisasikan standardisasi kepelatihan. Yakni, sistem kepelatihan, kualitas tempat latihan, serta aspek-aspek yang menunjang latihan dan prestasi atlet harus dibuat dalam standar baku yang berlaku untuk seluruh Indonesia. "Kami akan membuatnya dalam bentuk buku dan CD. Kami juga akan membuat majalah yang berisi tentang informasi kemajuan-kemajuan bulu tangkis," papar Yacob.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar