Minggu, 10 Januari 2010

Ide Menpora untuk Genjot Prestasi Olahraga Tanah Air : Satu BUMN, Satu Cabang

JAKARTA - Dana menjadi masalah klasik pembinaan olahraga di tanah air. Kondisi itu juga menjadi perhatian serius Andi Mallarangeng yang baru beberapa bulan terakhir menjabat Menpora. Untuk mengatasinya, dia memiliki ide agar setiap BUMN menjadi semacam bapak angkat bagi satu cabang olahraga.

"Selama ini, BUMN memang telah berperan positif dalam pendanaan untuk pembinaan olahraga. Namun, peran tersebut masih kurang optimal. Saya melihat, itu masih bisa ditingkatkan," katanya ketika berkunjung ke Pusat Bulu Tangkis Indonesia di Cipayung Sabtu lalu (9/1).

Pria asal Sulawesi Selatan tersebut menilai, peran BUMN selama ini kurang terfokus. "Artinya, seperti ini, jika bulu tangkis minta, ya dikasih. Jika bola voli minta, ya dikasih. Kalau renang minta, ya dikasih. Kalau karate minta, ya dikasih juga. Jadi, uangnya sedikit-sedikit," paparnya.

Cara tersebut dinilai kurang efektif. Memang dana yang dikeluarkan BUMN tetap besar. Namun, dengan cara tersebut, setiap cabang hanya mendapatkan kucuran dana yang minim.

Dengan dana yang sedikit itu, setiap cabang tentu kurang bisa maksimal mengembangkan diri. Hasilnya, pembinaan tidak bisa menelurkan prestasi yang maksimal.

"Dengan dasar tersebut, tentu akan lebih efektif jika satu BUMN membiayai satu cabang olahraga. Nah, program itulah yang saat ini sedang kami gagas. Jika program tersebut terlaksana, pendanaan tidak hanya berasal dari APBN," jelas Andi.

Ide itu sebenarnya bukan hal yang baru. Pada masa Menpora Adhyaksa Dault, hal tersebut pernah didengungkan. Namun, tidak pernah terealiasasi dengan baik.

"Konsep itu sekarang terus kami matangkan. Kami juga akan mencoba melakukan pembicaraan dengan BUMN. Tentu kami berharap, program tersebut bisa segera dijalankan," kata Andi.

Dia, berharap program itu bisa menopang proses pembinaan atlet yang akan disiapkan untuk tiga multieven akbar yang akan dihadapi beberapa tahun ke depan. Di antaranya, Asian Games XVI/2010, SEA Games XXVI/2011, dan Olimpiade London 2012.

Hasil dari ide Andi itu menarik untuk ditunggu. Sebab, selama ini, pembinaan olahraga di tanah air selalu mengandalkan dana dari pemerintah. KONI/KOI pernah berencana menjadikan atlet sebagai bintang iklan. Mereka telah meminta setiap pengurus besar cabang olahraga untuk menyetorkan nama-nama atlet terbaik yang layak dijadikan bintang iklan sekitar pertengahan tahun lalu. Namun, sejauh ini, belum ada hasil konkret dari rencana tersebut.

1 komentar:

  1. sy Krisnando.Sp,S.Pd .Ass.WR.WB ,salam olahraga ,sy bangga kepada Bpk Tahir jide alumni fakultas ilmu olahraga bandung yg telah menorehkan tinta Emas dg tangan dinginnya pd Bngs Indonesia.Bicara pembinaan usia dini,indonesia harus berbenah.Usia dini yang seharusnya bermain dan fun jadi hilang karena ambisi orang dewasa untuk menjadikan bintang olahraga anak dengan menekankan latihan intensif.Kurikulum pendidikan jasmani sekolah belum ada kesinambungan dari SD,SMP,SMA yg akan berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak.Buat kurikulum dengan menghadirkan ahli2 pendidikan jasmani dan rangkulah guru penjas lewat sekolah untuk pembinaan.shg akan lahir Tahir jide2 berkualitas dan tangguh serta akan lahir pula Rudi hartono2 yg baru.jadi jangan saling menyalahkan,terima kasih WASS.WR WB

    BalasHapus