Rabu, 27 Januari 2010

kejurnas dan tentang bulutangkis

Surabaya - Para unggulan tunggal putri melaju ke babak ketiga Yonex Sunrise Kejuaraan Nasional Bulutangkis 2010, setelah mengalahkan lawan-lawannya pada pertandingan di GOR Sudirman Surabaya, Rabu.

Unggulan teratas asal DKI Jakarta Ardiyanti Firdasari hanya membutuhkan 20 menit untuk menghentikan pemain Bali, Purwaningsih 21-5, 21-5.

Sementara unggulan kedua asal Jawa Tengah Maria Febe Kusumastuti lolos ke babak ketiga tanpa mengeluarkan keringat, karena lawannya Angreany asal Sulawesi Tenggara tidak hadir di lapangan.

Peraih medali perunggu Olimpiade 2008 Maria Kristin Yulianti juga menang mudah 21-6, 21-6 atas Renna Suwarno (DKI Jakarta), sedangkan mantan pemain Pelatnas Fransiska Ratnasari juga menang cepat 21-3, 21-7 atas Ernawati (Kaltim).

Dua pemain andalan tuan rumah Aprilia Yuswandari dan Tike Arieda Ningrum juga memastikan lolos ke babak ketiga.

Aprilia sebagai pemegang gelar Kejurnas 2007 menang "straight set" 21-13, 21-1 atas Sandrawati Wijaya (Kaltim), dan Tike Arieda menumbangkan Fermi Keintjen (Sulteng) 21-12, 21-7.

Pada perebutan tiket perempat final yang dimainkan Rabu malam, unggulan 14 Aprilia akan bertemu unggulan ketujuh asal Jateng, Rosaria Yusfin Pungkasari, sedangkan unggulan keenam Tike Arieda ditantang unggulan 11 Hera Desi Ana (Jawa Barat).

"Lawan yang dihadapi anak-anak lumayan berat, tapi saya cukup optimistis mereka bisa mengatasi," kata pelatih tim bulu tangkis Jatim, Aji Santoso.

Berikut hasil pertandingan babak kedua tunggal dewasa putri (angka di depan nama pemain menunjukkan unggulan):

- (1) Ardiyanti Firdasari (DKI) vs Purwaningsih (Bali) 21-5, 21-5
- (10) Stevanie (Jabar) vs Yuniaristi (DIY) 21-8, 21-8
- (7) Rosaria Yusfin Pungkasari (Jateng) vs Riza Nur Azizah (DKI) 22-20, 21-6
- (14) Aprilia Yuswandari (Jatim) vs Sandrawati Wijaya (Kaltim) 21-13, 21-1
- (3) Maria Kristin Yulianti (Jateng) vs Renna Suwarno (DKI) 21-6, 21-6
- (9) Desy Nidya Amellia (Jabar) vs Ellysa Mega Silvia (Jatim) 20-22, 21-15, 21-15
- (8) Maria Elfira Christina (Jateng) vs Puri Mustika Sudrajat (Jabar) 21-4, 21-11
- (13) Putri Muthia Restu (DKI) vs Anisa Saufika (Jatim) 21-11, 21-18
- (11) Hera Desi Ana (Jabar) vs Fitriyani (DKI) 16-21, 21-14, 21-15
- (6) Tike Arieda Ningrum (Jatim) vs Fermi Keintjen (Sulteng) 21-12, 21-7
- (16) Bellaetrix Manuputty (DKI) vs Illa Alvionitasari (Jatim) 21-9, 21-16
- (4) Fransiska Ratnasari (Jateng) vs Ernawati (Kaltim) 21-3, 21-8
- (12) Maziyyah Nadhir (Jabar) vs Samanta Lintang (DKI)
21-16, 21-16
- (5) Linda Weni Fanetri (DKI) vs Fellysia Valentine (Jatim) 21-13, 21-11
- Siti Anida Lestari (Jabar) vs (15) Rizki Amelia Pradipta (DKI) retired
- (2) Maria Febe Kusumastuti (Jateng) vs Angreany (Sultra) WO
(*)



JAKARTA (Pos Kota) Olahraga Bulutangkis selama ini telah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, sayangnya justru prestasinya kini terus melorot. "Bagaimana juga kita masih bisa mengatakan kita pernah juara dunia bulutangkis, tapi sekarang perlu diselamatkan prestasin-yar" kata John W, produser Wayne pro yang menggagas sinetron bertema olahraga bulutangkis berjudul Tinton, Super Badminton.

Mereka mempunyai pembanding cerita kartun dari Jelang berjudul Kapten Tsubasa yang mendorong semangat sepakbola. "Kita ingin sinetron ini menginspirasikan anak-anak untuk mencintai bulutangkis yang pada gilirannya bisa juru dukung kebangkitannya dalam prestasi internasional," tambah Taufik R Arief, General Manager W Pro.

"Kita memunculkan idiom, kepakan sayap Garuda atau badai meteor! Disamping efek-efek seperti jumping smash yang khas atau pukulan yang keras," kata Taufik lagi.Salah satu pemainnya adalah Rangga Raditya, pemain bulutangkis klub Jaya Raya yang menjadi pemeran utama pada film King.

MIMPI JADI JUARA

Cerita film ini diawali dengan seorang anak di desa yang bermimpi menjadi juara dunia bulutangkis. "Ayahnya yang pemilik bengkel meninggal dunia tapi ibunya memberikan dorongan bagi prestasi Si Tinton," sebut Taufik. .Sinetron ini akan ditayangkan di TPI pada sore hari di bulan Pebruari, \

Tidak ada komentar:

Posting Komentar