Jumat, 05 Maret 2010

All about all england 2010

Koran TEMPO (JAKARTA) - Liliyana Natsir sangat berkeinginan meraih gelar juara All England 2010 di nomor ganda campuran bersama Nova Widianto. Keinginan Butet--demikian Liliyana biasa dipanggil--meraih gelar di turnamen paling bergengsi yang akan digelar di Birmingham, Inggris, 9-14 Maret nanti, itu sangat kuat.

"Ingin menjadi juara All England tahun ini," kata Butet di Cipayung kemarin. Ia mengaku ingin meraih gelar juara All England seperti yang diraih Christian Hadinata bersama Imelda Wiguna pada 1979. "Itu terakhir ganda campuran Indonesia juara All England," kata Butet.

Untuk mewujudkan mimpinya itu, Butet sudah mulai berlatih bersama Nova setelah mengikuti babak kualifikasi Piala Uber di Nakhon Ratchasima, Thailand, akhir Februari lalu. Nova/Liliyana adalah runner-up All England 2008.

Butet mengaku persiapan yang telah dilakukan bersama Nova sudah bagus. Adanya kesibukan bermain di ganda putri untuk kualifikasi Piala Uber, menurut Butet, tidak terlalu berpengaruh. "Untuk level sekarang, buat aku dan Nova, hal itu tidak akan mengganggu," kata Butet. Mulai hari ini, pasangan yang kini berada di peringkat kedua dunia itu kembali berlatih bersama setelah sepuluh hari berpisah.

Dari hasil undian All England edisi 100 tahun itu, Nova/Liliyana menjadi unggulan kedua dan sedikit diuntungkan karena berada di pul bawah. Adapun tiga pasangan Cina yang cukup berbahaya berada di pul atas. "Tetapi tidak bisa diremehkan juga. Di turnamen All England itu yang main sudah tidak diragukan lagi," kata Butet.

Richard Mainaky, pelatih ganda campuran Pemusatan Latihan Cipayung, menilai peluang juara peraih perak Olimpiade Beijing 2008 ini terbuka lebar. "Harapan masih terbuka," kata Richard. Secara fisik, Richard menambahkan, Nova dan Butet dalam kondisi bagus.

Selain duet Nova/Liliyana, pasangan Fran Kurniawan/Pia Zebadiah diturunkan. "Untuk Fran/Pia tidak ada target apa-apa. Pesan saya, mereka harus bisa mengalahkan pasangan yang lebih bagus dari mereka agar ditakuti lawan," kata Richard.

Di nomor ganda putri, Aryono Minarat, pelatih ganda putri, menurunkan dua pasangan baru, yaitu Nitya Krishinda/Shendy Puspa Irawati dan Greysia Polii/Meiliana Jauhari. "Dengan pertimbangan, saya ingin cari pasangan yang lebih bagus lagi," kata Aryono, yang mengaku ingin melihat hasil uji coba permainan dua pasangan baru itu di All England nanti. "Target untuk mereka minimal masuk semifinal dulu."

Pada tunggal putra dan putri, Cipayung masih tetap mengandalkan Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Adriyanti Firdasari, dan Maria Kristin Yulianti. "Maria masih harus bermain di babak kualifikasi karena peringkatnya rendah, 53 dunia," kata Lius Pongoh, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.

Sedangkan para pemain nonpelatnas yang sudah memastikan diri akan ambil bagian adalah Taufik Hidayat, Hayom Rumbaka, Maria Febe Kusumastuti, Markis Kido/Hendra Setiawan, Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan, dan Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa. "Hayom dan Maria Febe masih mewakili PB Djarum," kata Lius. RINA WIDIASTUTI


Kita Harus Berlari Lebih Cepat

Oleh Jacob Rusdianto Sekjen PB PBSI

Berbicara masalah prestasi bulu tangkis Indonesia yang tersendat dalam satu dekade terakhir tidak bisa diulas dengan singkat. Namun, yang paling kentara adalah semakin majunya olahraga ini di negara-negara lain. Saat ini telah muncul Cina sebagai kekuatan baru yang sukar dikalahkan. Padahal, pada 1980-an negara tersebut belum terlihat.

Di samping itu, saat ini terdapat Korea Selatan dan Malaysia yang sedang berada dalam tahap mengimbangi kita. Ibarat berlari, saat ini negara-negara di atas berlari lebih cepat daripada kita. Di sisi lain, Indonesia juga berlari, tetapi kita kalah cepat dibandingkan Cina. Sementara itu, Korea Selatan dan Malaysia mulai berlari sama cepatnya dengan Indonesia.

Pertama, yang kami butuhkan saat ini adalah dukungan dari pemerintah. Di luar negeri, menjadi atlet bulu tangkis bisa memiliki karier yang jelas. Memang saat ini telah ada sejumlah atlet yang diangkat jadi PNS, tetapi pemerintah harus mempercepat program-program bagi para atlet ini sehingga orang tidak takut lagi menggantungkan hidup sebagai atlet.

Kedua, kami membutuhkan dukungan dari masyarakat. Kami ingin para orang tua memberikan putra-putrinya agar mau menjadi atlet bulu tangkis. Di luar negeri, dukungan para orang tua sangat besar. Misalnya di Cina, menjadi atlet bulu tangkis adalah sebuah cita-cita, sebuah kebanggaan.

Oleh karena itu anak-anak yang memiliki postur tubuh bagus bisa menjadi atlet nasional, sementara di Indonesia terlalu banyak pilihan bagi anak-anak tersebut, . misalnya bermain sinetron. Baik masyarakat maupun pemerintah tidak perlu lagi meragukan bulu tangkis mengingat olahraga ini selalu menghasilkan emas pada tiap event olahraga internasional, seperti SEA Games, Asian Games, sampai Olimpiade. Oleh karena itu hendaknya semua pihak menyosialisasikan bahwa menjadi atlet bulu tangkis adalah sebuah kebanggaan.

PBSI berhasrat memiliki tiga kamp pelatnas bulu tangkis. Jadi, nantinya tidak cuma di Jakarta, tetapi juga di Indonesia bagian timur dan bagian barat. Jadi, jika masing-masing kamp memiliki 70 atlet saja, akan terdapat 200 atlet nasional yang bisa dipersaingkan untuk mewakili Indonesia. Dengan demikian, kita tidak perlu khawatir kehilangan generasi.

Untuk mewujudkan itu memang tidak mudah. Kami membutuhkan sarana dan prasarana serta pelatih-pelatih yang andal. Namun, jika daerah-daerah siap dengan sarana-prasarana, PBSI akan menyiapkan program serta pelatih-pelatihnya.

Saat ini memang sangat banyak masukan kepada PBSI untuk segera meningkatkan prestasi bulu tangkis nasional, Namun, bagaimana pun kami tidak bisa melaksanakan tiap-tiap masukan, terutama yang bertolak belakang. Kami akan melaksanakan yang menurut para ahlinya menjadi langkah terbaik.

Misalnya, jika disuruh memilih antara mengirimkan atlet ke luar negeri atau memperbanyak pelatnas, maka kami akan menyeimbang-kannya. Jika terus-menerus mengirimkan atlet ke luar negeri pasti membutuhkan dana yang besar, sementara jika latihan terus-menerus para atlet bisa jenuh dan tak berkembang karena tidak ada lawan tanding mumpuni.

PBSI memiliki program jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendeknya para atlet pelatnas 2012 nanti harus mulai terlihat prestasinya. Kami menargetkan Piala Thomas dan Uber juara pada tahun itu. begitu pula di turnamen-turnamen lain, seperti kejuaraan dunia junior.

Sementara, untuk program jangka panjang adalah pe ngenalan bulu tangkis ke usia dini melalui berbagai turnamen, seperti MILO dan NESTLE. Kita harapkan jika saat ini yang main bulu tangkis ada 100 ribu maka lima tahun lagi yang main bulu tangkis ada 10 juta orang. PBSI memang tidak boleh terjebak pada pro-kontra karena hal itu akan membuat bulu tangkis Indonesia jalan di tempat. Jika kita ingin berprestasi, kita harus segera berlari lebih cepat dari negara-negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar