Rabu, 24 Maret 2010

Taufik Tagih Janji PBSI

Koran Jakarta (Rabu, 24 Maret 2010)

Membawa nama Indonesia di pentas internasional selalu menjadi kebanggaan bagi atlet mana pun, termasuk Taufik Hidayat.

Merah Putih seolah memberi motivasi besar tiada tara, apalagi jika kemenangan diperoleh. Tak heran, kendati Taufik kini berada di jalur berbeda dengan tim pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), profesionalisme tak membuat kebangsaannya luntur.

Hingga ketika PBSI mengajaknya tampil di kualifikasi Piala Thomas di Nakhron Ratachasima, Thailand, pada 22-28 Februari, Taufik langsung mengamini.

“Saya tetap bersedia membela Indonesia,” ujarnya. Bersatu dengan Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso, serta dua ganda, Ryan Sukmawan/Devin Lahardi dan Hendra Setiawan/Alvent Yulianto, Taufik berhasil meloloskan Indonesia ke putaran final yang akan berlangsung 9-16 Mei mendatang di National Sports Complex, Bukit Jalil, Malaysia.

Hanya saja, ketika itu Taufik mendapatkan tawaran jika tampil di Piala Thomas, dia diperbolehkan tampil di Asian Games 2010 Guangzhou, serta kemungkinan dipanggil lagi untuk Olimpiade 2012. Tawaran inilah yang membuat Taufik bersama pelatihnya, Mulyo Handoyo, tak berpikir panjang.

Janji yang diucapkan bendahara PBSI, Djendjen Djaenanasri, yang langsung datang ke tempat latihan Taufik di Cijantung, merupakan sebuah reward menjanjikan.

Kini, saat Komite Olah Raga Nasional/Komite Olimpiade Indonesia (KON/KOI) bersiap menggelar pelatnas, Mulyo sebagai pelatih menagih janji.

Mereka berharap janji yang sempat diutarakan Djendjen segera dilaksanakan. “Waktu itu, Pak Djendjen datang langsung saat kami latihan. Dia bilang seperti itu, akan menjanjikan Taufik tampil di Asian Games. Makanya, jika tidak masuk daftar untuk ke Guangzhou, kami akan mundur dari tim Th omas,” tegas Mulyo, Selasa (23/3).

Mulyo, dalam sepekan ke depan, akan menanyakan soal pemanggilan untuk tim Asian Games. Jika tidak mendapatkan tanggapan, dia akan menetapkan keputusan. Bagi Taufik, Asian Games menjadi tempat bersejarah dirinya yang siap diulang kembali.

Seperti 2006 lalu di Doha, ketika ia merebutnya seusai mengalahkan Lin Dan di partai puncak. Jika di China ia mendapatkan kesempatan, Taufik berharap dapat mencetak hattrick di pesta olah raga terbesar di Asia itu. “Kalau untuk Olimpiade jelas kami harus realistis.

Tapi, untuk Asian Games masih ada peluang besar. Taufik kini juga masih yang terbaik di tunggal putra,” sambung Mulyo.

Belum Berani Menanggapi sikap ini, PBSI yang menyiapkan 20 pemain untuk tim Thomas dan Uber, yakni 10 pebulu tangkis putra dan 10 putri, belum berani menyebutkan namanya.

Sekjen PBSI, Jacob Rusdianto, bahkan mengelak untuk mengomentari masalah ini. Dia malah berharap tidak membesarkan masalah ini, agar tim Thomas tetap fokus. “Saya lupa nama-namanya, coba tanya ke Lius Pongoh (Kabidbinpres).

Dia yang mengetahui persis namanamanya,” elak Rusdianto. Sayangnya, ketika dihubungi, Lius tidak menjawab panggilan telepon dan pesan singkat yang dikirimkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar