Selasa, 22 Juni 2010

Unjuk Kelas di Kandang Sendiri

Turnamen bulutangkis Indonesia Terbuka atau Indonesia Open digelar setiap tahun sejak 1982. Jakarta paling sering menjadi kota tuan rumah meskipun beberapa kota lain pernah menghajat pula event ini.

Kota selain Jakarta yang pernah menggelar Indonesia Terbuka adalah Samarinda (1990), Bandung (1991), Semarang (1992), Yogyakarta (1994), Surakarta (1997), Denpasar (1999), Surabaya (2002), dan Batam (2003).

Di tahun 2007 turnamen ini dimasukkan ke kategori Super Series oleh Federasi Badminton Dunia (BWF), sehingga namanya menjadi Indonesia Open Super Series.

Tahun depan level turnamen dinaikkan lagi menjadi Premier Super Series, semacam Grand Slam di dunia tenis. Hanya lima negara yang memperoleh hak penyelenggaraan turnamen Premier Super Series, yakni Korea Selatan, Indonesia, China, Inggris dan Denmark. Pemain peringkat 10 besar dunia harus berpartisipasi di turnamen tersebut dan tidak boleh absen.

Statistik mencatat, pemain tuan rumah masih mendominasi pengumpulan gelar juara di semua nomor, termasuk di tunggal putra atas nama Taufik Hidayat, yang memegang rekor juara enam kali. Dari 140 gelar di semua nomor, 79 dimenangi pemain Indonesi, atau sekitar 56%.

Musim terburuk untuk Indonesia di turnamen ini adalah di edisi 2007 dan 2009, ketika tidak ada satu pun pemain "Merah Putih" yang menyabet titel juara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar