Selasa, 22 Juni 2010

From Lampung With Love

Jakarta - Dua orang remaja berdiri dengan sikap tubuh ragu-ragu di tepi lapangan Istora Senayan. Mereka memperhatikan Lilyana Natsir yang tengah berlatih dari jarak cuma sekitar empat meter.

Mereka adalah Aden dan Lita, keduanya pelajar berusia 16 tahun dari sebuah SMA di Lampung yang jauh-jauh datang ke Jakarta untuk menyaksikan para pemain Indonesia bertanding di Djarum Indonesia Open Super Series.

"Kami sedang liburan sekolah, terus kami ke Jakarta buat nonton bulutangkis," ujar Lita saat berbincang dengan detiksport, Senin (21/6/2010). Selama di Jakarta, ia mengaku menumpang di rumah kerabatnya di Meruya, Jakarta Barat.

Bukan cuma Aden dan Lita yang antusias menyambut Indonesia Open tahun ini. Bersama mereka, ada sekitar sepuluh remaja laki-laki dan perempuan yang datang ke Istora sehari sebelum Indonesia Open dimulai.

Mereka semua tergabung dalam kelompok bernama Badminton Lovers atau sering disingkat menjadi BL. Kartika, 19 tahun, kepada detiksport menceritakan sekilas tentang BL.

Berbeda dengan komunitas pencinta bulutangkis lainnya, Masyarakat Bulutangkis Indonesia (MBI), BL adalah komunitas pencinta bulutangkis yang beranggotakan pelajar SMP, SMA dan mahasiswa.

"BL ini kebanyakan isinya anak-anak muda. Anggota kami ada ratusan, tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Medan sampai ke Papua," papar Tika, sapaan Kartika, dengan ceria.

Untuk Indonesia Open, Tika mengaku akan mengerahkan hingga 100 orang anggota BL ke Istora. Tidak cuma yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya, tapi juga yang dari luar kota hingga luar Jawa, seperti Aden dan Lita yang dari Lampung dan beberapa rekan lain dari Medan dan Ambon yang berjanji akan datang menonton.

"Semua biaya akomodasi ditanggung sendiri oleh mereka. Kebanyakan dari mereka menabung dari uang jajan. Kami dari pengurus BL cuma membantu membelikan tiket saja," kata Tika yang berposisi sebagai sekretaris di BL.

"Iya, saya sudah menabung dari tahun 2009 buat nonton Indonesia Open," timpal Lita semangat.

Sebagai wujud kekompakan, para anggota BL nantinya akan memakai kaos yang sama. Harganya lumayan juga untuk kantong pelajar seperti Aden dan Lita, yakni Rp 50 ribu untuk satu potong kaos.

"Kami nanti rencananya akan menyewa satu sektor tribun biar kompak. Kami juga bikin spanduk buat mendukung pemain," ujar Tika yang juga mahasiswi semester II jurusan Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain mengeluarkan uang untuk akomodasi dan membeli asesoris, para anggota BL masih harus menyisihkan lagi uangnya untuk membeli tiket kelas I yang harganya mulai Rp 25 ribu sampai Rp 70 ribu.

"Agak mahal juga kalau harus sampai bayar 70 ribu. Tapi nggak apa-apa, ini bukti kecintaan kami kepada bulutangkis Indonesia," kata Tika yang diiyakan oleh rekan rekannya.

Dalam mendukung pemain, para anggota BL ini tampak tidak pilih-pilih pemain. Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro dan Lilyana Natsir menjadi idola mayoritas remaja itu tapi mereka berjanji untuk mendukung siapapun pemain Indonesia yang bertanding.

"Kami mau nonton semuanya," seru mereka kompak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar