Sabtu, 15 Mei 2010

Piala Uber Cup Jatuh Di Tangan Korea, Setelah Mengalahkan Negeri Tirai Bambu

Bekuk China 3-1, Korea Selatan Juara 
Kuala Lumpur - Tim Uber Korea Selatan menjadi kampiun Piala Uber dengan meruntuhkan tim tangguh China. Kemenangan 21-19, 14-21 dan 19-21 yang ditorehkan Lee Kyung Won/Ha Jung Eun atas Du Jing/Yu Yang membuat Korea Selatan menang 3-1.

Dari pengamatan wartawan Detiksport langsung dari Putra Stadium, Kuala Lumpur, Sabtu (15/5/2010) sore WIB, pertarungan antara Du/Yu yang ganda putri terbaik nomor dunia dunia kontra Lee/Ha yang peringkat 11 dunia, berjalan sengit terutama di set ketiga.

Selama satu jam dan 18 menit, pertarungan akhirnya tuntas dengan kemenangan untuk pasangan Korea Selatan. Artinya, Korea Selatan pun jadi juara Piala Uber untuk kali pertama dalam sejarah dengan menundukkan si juara 11 kali, China, yang juga jawara enam edisi beruntun. 

Du/Yu mengawali permainan di set pertama ini dengan meraih angka perdana. Keunggulan itu terus dijaga dan mereka dengan cepat unggul 10-4 atas Lee/Ha.

Poin demi poin kemudian direguk Lee/Ha. Pasangan Korea Selatan itu berhasil menyamakan skor pada kedudukan 15-15, bahkan unggul untuk kali pertama set ini setelah smes Ha tak bisa dikembalikan lawan untuk bikin skor jadi 16-15.

Setelah itu kedua pasangan terlibat pertarungan alot dan saling kejar-mengejar skor. Setelah meraih game point, kemenangan akhirnya diraih pasangan China setelah smes Yu tak bisa dikembalikan lawan. Du/Yu memimpin 21-19 di set pertama.

Duel sengit langsung kembali hadir di awal set kedua. Lee/Ha lantas mulai bisa melebarkan keunggulan usai menambah poin demi poin sampai 13, seraya menahan Du/Yu pada skor 5.

Dua smes Yu berhasil memotong ketinggalan pasangan China menjadi 11-15. Poin terus ditambah dan kesalahan Ha kemudian membuat Du/Yu jadi hanya ketinggalan 14-15.

Lee/Ha bangkit dan kembali mendulang poin demi poin untuk menjaga keunggulan. Setelah meraih game point karena pukulan lawan hanya berakhir di net, Lee/Ha memastikan kemenangan 21-14 di set kedua berkat kegagalan lawan mengembalikan shuttlecock.

Set ketiga langsung berjalan alot. Poin pertama pasangan China bahkan diraih setelah lawannya harus sampai jatuh bangun. Tapi pasangan Korea Selatan dengan cepat bisa menyamakan skor pada kedudukan 2-2.

Ketatnya pertarungan di awal set tiga itu menjadi gambaran betapa sengitnya pertarungan kemudian berjalan. Kedua pasangan saling saling berebut angka dengan alotnya dan praktis lebih sering cuma bisa menambah satu poin demi satu poin saja.

Pasangan Korea baru mulai melebarkan jalan usai imbang 14-14. Setelah itu poin demi poin diraih sampai bisa unggul 19-14, setelah beberapa saat sebelumnya pemain China meminta jeda untuk melakukan sedikit perawatan pada siku tangannya.

Du/Yu sempat memangkas ketinggalan sampai 19-20, tapi kemudian Lee/Ha akhirnya memastikan kemenangan setelah lawan gagal mengembalikan shuttlecock.
Li Yongbo Terima Kekalahan China 

Kuala Lumpur - Lebih diunggulkan, China dipaksa bertekuk lutut oleh Korea Selatan di final Piala Uber. Menerima kekalahan tersebut, Li Yongbo mengaku kalau target utama China adalah Olimpiade 2012.

Dengan lima pemainnya memuncaki daftar rangkin BWF, China adalah favorit kuat juara Piala Uber 2010. Apalagi mereka datang dengan status juara bertahan sejak 1998 atau sudah jadi juara di enam penyelenggaraan terakhir.

Namun prediksi tersebut termentahkan. Korea Selatan menghancurkan tembok kokoh China dengan skor 3-1 dalam laga final, Sabtu (15/5/2010), setelah sebelumnya mampu langsung unggul 2-0.

"Mereka (pemain China) bermain dengan baik, tapi bukan dengan performa terbaiknya. Tapi ada baiknya dengan kekalahan ini karena kami bisa tahu kelemahan kami," ungkap kepala pelatih China, Li Yongbo, seperti dikutip dari Bernama.

Kekalahan China bermula dari tundukkan pebulutangkis putri nomor satu dunia, Wang Yihan, atas Bae Seung Hee dengan 23-21 dan 21-11. Sedangkan ganda putri China yang juga berperingkat satu dunia Ma Jin/Wang Xiaoli dibuat tak berdaya oleh Lee Hyo Jung/Kim Min Jung lewat laga sengit sepanjang tiga set 18-21, 21-12 dan 21-15.

Diakui Li, pemain-pemain China yang umumnya masih muda tak mampu keluar dari tekanan untuk bisa mempertahankan juara. Namun hal tersebut tak terlalu dia permasalahkan karena target utama China adalah jangka panjang yakni emas di Olimpiade 2012

"Tapi kami butuh lebih banyak pemain muda, dan mereka adalah target utama kami untuk Olimpiade 2012 di London," tutup peraih medali perunggu Olimpiade 1992 itu. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar