Minggu, 25 April 2010

Fisik Masih Mengkhawatirkan

Hasil Simulasi Tim Thomas-Uber di Solo

SOLO - Persiapan tim Indonesia menyongsong Piala Thomas dan Uber 2010 di Malaysia pada 9-16 Mei mendatang belum meyakinkan. Hasil itu terlihat dari simulasi di Sritex Arena, Solo, kemarin (25/5).

Di sektor pria, penggawa pelatnas sukses mengalahkan nonpelatnas 4-1. Hampir semua poin tim pelatnas disumbangkan calon pemain yang diproyeksikan masuk tim Thomas. Meski demikian, masih banyak kekurangan yang harus dibenahi.

Pelatih tunggal pria Agus Dwi Santoso adalah salah seorang yang menegaskan bahwa para pemain tim Thomas masih harus bekerja keras untuk mengembangkan misi menembus final.''Terkait stroke (pukulan) memang perlu diperhalus,'' ujar Agus.

Dia juga tidak berani menyatakan bahwa performa yang ditunjukkan timnya kemarin sudah memenuhi target persiapan sebelum bertolak ke Malaysia. Sebab, ada hal lain yang membuat para pemainnya tidak tampil maksimal. Sebagai catatan, tenaga sejumlah pilar tim Thomas harus terkuras di ajang All England Maret lalu.

''Itu menjadi tanda, saat kami berhadapan dengan negara yang kuat, kelemahan di faktor fisik menjadi ancaman,'' ungkapnya.

Padahal, mengingat masa persiapan hanya menyisakan sekitar dua pekan lagi, Agus tak berani memforsir perbaikan fisik. Sebab, hal itu biasanya akan melemahkan kemampuan teknis. Dia justru berencana memperbanyak diskusi dengan anak buahnya demi memperbaiki performa tim.

Pelatih di sektor ganda Sigit Pamungkas juga mengamini bahwa anak asuhnya tidak tampil pada top performa. Dia mencontohkan pasangan Hendra Setiawan/Markis Kido yang kesulitan menghadapi Bona Septano/Rian Sukmawan. Hendra/Markis kalah di game pertama sebelum memenangi laga dengan tiga game. Padahal, di atas kertas Hendra/Markis berada di atas lawannya tersebut. ''Soal Hendra/Markis, mungkin ada unsur menyepelekan lawan,'' tegasnya.

Meski demikian, dia tidak melihat hal tersebut sebagai suatu masalah yang serius. Dia berencana menggarap faktor maintenance dan menjaga kondisi fisik saja.

Di even kemarin, laga antara Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat menjadi partai yang paling ditunggu. Sayang, permainan Taufik terkesan setengah-setengah. Disinggung soal hal itu, Taufik berkilah bahwa kemenangan dan kekalahan dalam suatu pertandingan adalah hal yang wajar.

Sementara itu, dari simulasi tim Uber, masih banyak pemain yang melakukan kesalahan sendiri. Di agenda tersebut, tim Rajawali mengalahkan Garuda dengan skor tipis 3-2.

Hampir semua partai simulasi Uber berlangsung ketat. Sebut saja pertemuan antara Maria Febe dan Adriyanti Firdasari yang harus berlangsung tiga set. Hasil itu menjadi penentu atas kemenangan Rajawali sehingga berhak atas hadiah Rp 75 juta. Sebab, di empat partai sebelumnya, kedua tim berbagi angka 2-2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar