Jumat, 16 April 2010

andra Sayangkan Formasi Baru Ganda

JAKARTA, KOMPAS.com - Hadirnya formasi baru ganda putra Indonesia pada Kejuaraan Asia di New Delhi, India, ternyata belum banyak membawa perubahan. Formasi baru Mohammad Ahsan/Yonathan Suryatama Dasuki serta Bona Septano/Rian Sukmawan terbukti gagal melewati babak kedua.
Seharusnya adanya pasangan baru ini bisa menjadi semangat baru. Pemanasan dengan formasi baru ini paling tidak harusnya bisa mencapai semifinal, bukan hanya sekadar penyegaran

Hal ini pun mendapat perhatian dari mantan pemain ganda putra Candra Wijaya. Candra yang ditemui Kompas.com, Jumat (16/4/2010), mengaku menyayangkan kegagalan ganda putra di turnamen berhadiah 150.000 dollar AS itu, terutama untuk pemain pelatnas dengan formasi baru.

"Seharusnya adanya pasangan baru ini bisa menjadi semangat baru. Pemanasan dengan formasi baru ini paling tidak harusnya bisa mencapai semifinal, bukan hanya sekadar penyegaran," papar ganda pasangan Tony Gunawan ini.

Selama menjalani pelatihan di Pelatnas Cipayung, Ahsan memang selalu berpasangan dengan Bona, begitu juga dengan Rian yang berpasangan dengan Yonathan. Akan tetapi untuk menghindari kejenuhan mereka diturunkan secara silang di Kejuaraan Asia.

Di babak pertama, pasangan Bona/Rian menyerah dua set langsung 14-21, 18-21 dari pasangan Malaysia Mak Hee Chun/Tan Wee Kiong. Tidak jauh berbeda, kekalahan juga dialami Ahsan/Yonathan 21-23, 20-22 dari pasangan Thailand Songphon Anugritayawon/Sudket Prapakam.

Peluang di putaran final Piala Thomas

Mengenai peluang di putaran final Piala Thomas, menurut Candra tetap tidak mudah bagi Indonesia untuk lolos dari delapan besar. Pasalnya, meski meraih juara Grup A pada kualifikasi lalu, tim Indonesia harus siap mendapat undian yang mempertemukan dengan lawan yang berat.

Ya, sistem baru di putaran final Piala Thomas akan memberlakukan pengundian bagi delapan negara yang diambil dari dua terbaik masing-masing grup. Dari total delapan negara tersebut akan diadakan drawing ulang secara acak (random).

Dengan demikian, bukan mustahil bagi Indonesia untuk langsung bertemu lawan berat seperti China di delapan besar. Menghadapi hal ini, Candra menilai tim Indonesia seharusnya lebih mempersiapkan diri dengan maksimal seandainya bertemu dengan lawan tangguh di awal.

"Menurut saya daripada memperhatikan perihal pengundian, lebih baik berlatih dengan baik. Toh, biar bagaimanapun tetap akan bertemu lawan yang berat juga," tandas peraih medali emas Olimpiade tahun 2000 di Sydney ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar